JARINGAN LTE: Penetrasi Bisa Dipercepat dengan Refarming Frekuensi 1.800 MHz

Arma Editor
Selasa, 18 September 2012 | 17:20 WIB
Bagikan

SINGAPURA: Proses refarming spektrum di frekuensi 1.800 MHz menjadi salah satu pilihan yang paling mungkin dilakukan guna memercepat penerapan teknologi generasi keempat  atau LTE (long term evolution) di Indonesia.

Strategic Marketing Manager Ericsson Australia Warren Chaisatien mengatakan proses refarming spektrum diperkirakan tidak akan menghabiskan waktu yang lama karena kegiatan serupa pernah dilakukan di Eropa dan Australia.

 

Rencana frekuensi untuk LTE di beberapa negara

Negara

700 MHz

2.600 MHz

Frekuensi direfarming

Australia

Lelang Smt1/2013

Lelang Smt1/2013

1.800 MHz

Singapura

Belum dijadwalkan

Lelang Smt1/2013

1.800 / 2.600 MHz

Malaysia

Lelang Smt1/2013

Dijadwalkan Smt2/2012

1.800/2.100 /2.600 MHz

Indonesia

Lelang 2015

Lelang 2017

900 / 1.800 MHz*

Sumber: Ericsson, diolah

Keterangan: *) diusulkan

Dia menyebutkan waktu migrasi yang diperlukan kurang dari satu tahun karena pelanggan hanya perlu diarahkan untuk menggunakan jaringan yang baru.

“Kalau di Barcelona memerlukan waktu sekitar 6 bulan sampai 7 bulan. Sementara di Australia karena lebih luas memerlukan waktu sekitar 10 bulan,” ujarnya hari ini (Selasa 18/9/2012).

Dia mengatakan adanya pelanggan eksisting GSM pada spektrum 1.800 MHz di Indonesia turut mendukung dilakukannya refarming spektrum.

Edukasi kepada para pengguna layanan GSM bisa lebih gencar lagi mengingat peralihan penggunaan teknologi merupakan suatu keniscayaan yang harus diambil untuk meningkatkan performa layanan.

Sementara itu, dukungan handset untuk teknologi LTE juga berkembang lebih cepat dibandingkan dengan teknologi sebelumnya. Warren menyebutkan perkembangan smartphone yang mendukung teknologi LTE mampu mencapai angka 100 unit dalam waktu satu tahun. Adapun ketika teknologi 3G berkembang, perkembangan handset mencapai 100 unit memerlukan waktu hingga 2-3 tahun.

“Kalau melihat kondisi ini, bisa disimpulkan bahwa perkembangan LTE lebih cepat 2,5 kali hingga 3 kali dari perkembangan 3G,” tukasnya.

Warren juga menegaskan penggunaan teknologi LTE lebih efisien dibandingkan dengan teknologi sebelumnya. Efisiensi tersebut akan berpengaruh pada keuntungan yang bisa diterima operator karena biaya operasional yang dikeluarkan oleh operator menjadi lebih murah.

Namun, dia mengaku tingkat efisiensi tersebut berbeda-beda pada tiap operator karena adanya perbedaan alokasi spektrum pada masing-masing negara.

1.800 MHz

LTE pertama kali dikomersialkan kepada publik oleh operator Telia Sonera di Stockholm dan Oslo pada 2009 dengan dukungan Ericsson. Kemudian operator di negara lain mulai mengikuti jejak tersebut dan mulai berinvestasi dalam pengembangan LTE. Tercatat telah ada 347 operator di 104 negara yang terlibat dalam investasi ini. Dari jumlah tersebut, 96 operator di 46 negara telah menawarkannya secara komersial.

Product Manager LTE Ericsson AB Hanna Maurer Sibley menambahkan ekosistem di frekuensi 1.800 MHz juga lebih banyak.

Tercatat ada 24 negara yang memasarkan LTE menggunakan frekuensi ini di seluruh dunia seperti Australia dan Singapura. Untuk Australia, imbuhnya, penggunaan LTE juga melalui proses refarming pada frekuensi 1.800 MHz.

“Hasilnya cukup bagus karena Telstra melakukannya dengan baik,” tukasnya.

Adanya perkiraan mengenai lebih langgengnya masa penggunaan teknologi 3G di industri telekomunikasi menurut Hanna merupakan suatu keniscayaan karena investasi awal perangkatnya lebih murah. Namun, penggunaan LTE lebih unggul secara efisiensi dan kualitas sehingga bisa menjaga performa jaringan yang akan berdampak terhadap pendapatan operator.

Dia berpendapat, Indonesia bisa saja mencontoh Australia dalam pengembangan LTE melalui proses refarming. Namun, dia menegaskan perlu adanya operator pionir yang masuk dan mengembangkan LTE sehingga bisa memicu operator lain untuk bersaing di teknologi tersebut.  (sut)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Arma Editor
Editor : Sutarno
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper