TELEVISI DIGITAL: Operator TV satelit tak khawatir kehilangan pasar

Lingga Sukatma Wiangga
Rabu, 22 Februari 2012 | 08:26 WIB
Bagikan

JAKARTA: Operator televisi satelit menilai kehadiran televisi digital tak begitu memengaruhi pasarnya di Indonesia.

"Apalagi kalau sampai menggerus ceruk pasar televisi satelit, itu tidak akan terjadi," ujar Direktur Marketing Aora TV Guntur S. Siboro kepada Bisnis hari ini, 23 Februari 2012.

Menurut dia, televisi satelit unggul akan konten yang bervariasi serta kualitas gambar yang jernih, sedangkan televisi digital unggul karena gratis.

Pemerintah membuka peluang usaha bagi operator penyelenggara siaran televisi digital multiplexing kuartal I tahun ini.

Persaingan di segmen televisi berbayar diprediksi makin sengit di tengah masih tersisanya potensi pasar hingga 15 juta rumah tangga dan seiring dengan kehadiran IPTV di Indonesia. Direktur Pengembangan Usaha Skynindo Widodo Mardijono mengatakan saat ini pasar televisi berbayar yang sudah digarap baru sekitar 3,3 juta rumah tangga saja, sehingga masih ada lebih dari 12 juta rumah tangga lagi yang belum tersentuh. ”Televisi satelit tetap menguasai pasar mengingat daya jangkaunya yang luas dan harganya yang relatif murah,” ujarnya. Menurut dia, kehadiran IPTV (televisi Internet), LTE (long term evolution) dan WiMax yang juga bisa memberikan layanan televisi streaming masih sangat awal, mengingat jaringan telekomunikasi di Indonesia belum seluruhnya IP based. Hal tersebut, lanjut Widodo, akan memengaruhi penetrasinya dan terbatas hanya di kota besar saja. Skynindo merupakan operator televisi berbayar menggunakan akses satelit Palapa D milik Indosat sebesar 2 transponder (72 MHz) pada pita C-band yang mendapatkan izin operasional sejak pertengahan tahun lalu.

 Selain Skynindo, di Indonesia terdapat sejumlah televisi satelit berbayar lainnya, yaitu Aora TV, Indovision, dan Telkomvision. Secara terpisah, Guntur mengungkapkan pihaknya tidak terlalu mengkhawatirkan persaingan karena pasar yang masih sangat besar. ”Tidak perlu rebutan pelanggan. Dengan pemilik televisi lebih dari 40 juta rumah tangga, sementara pasar yang tergarap baru 2,5%, maka kami optimistis bisa menciptakan pangsa pasar baru,” katanya. Pelanggan Aora TV saat ini adalah sebanyak 100.000 pelanggan. Guntur Optimistis bisa terus menambah pelanggan barunya di daerah-daerah. Tidak seperti telekomunikasi yang sudah sangat jenuh, di industri televisi berbayar, tambahnya, pasarnya sangat jauh dari jenuh, bahkan di Jakarta sekali pun. Sebaliknya, Indosat M2 menilai pertumbuhan pasar televisi berlangganan di Indonesia dinilai sudah stagnan dipicu oleh konten TV terestrial yang makin menarik.“Konten TV lokal dan free to air yang sudah sangat bagus itu memicu rendahnya minat masyarakat untuk berlangganan TV satelit atau kabel,” ujar GM Pengembangan Bisnis Indosat M2 Hermanudin.Dia mengungkapkan hal itu bisa dilihat dari jumlah pelanggan total TV berlangganan di Indonesia sekitar sejuta pelanggan, padahal produk sudah ada sejak akhir 90-an.Menurut Elvizar KH, Direktur Utama PT Indonesia Telemedia-anak usaha Telkom yang bergerak dalam penyediaan layanan televisi berbayar-saat ini total konsumen pay TV di Indonesia baru sekitar 1 juta pelanggan.“Bandingkan saja dengan Vietnam yang jumlah penduduknya jauh lebih kecil, tetapi total pelanggannya sudah mencapai 2 juta,” ujarnya.Elvizar melihat adanya sejumlah faktor yang membuat siaran TV berbayar di Indonesia, di antaranya adalah tarif yang lebih menarik dan dukungan dari penyedia konten lokal yang relatif masih lemah.(api)

 

 

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper