HIRAMSYAH S. THAIB: Investasi terbesar adalah anak saya

News Editor
Minggu, 29 Januari 2012 | 06:50 WIB
Bagikan

Di bisnis properti, nama Hiramsyah S. Thaib, Chief Executive Officer PT Bakrieland Development Tbk tentulah bukan nama yang asing.

Dialah sosok kunci di balik sukses proses restrukturisasi Bakrieland ketika perusahaan itu nyaris kolaps akibat krisis ekonomi 1997-1998 dan kini membawanya melompat menjadi perusahaan properti dengan kapitalisasi terbesar diantara semua perusahaan properti di Bursa Efek Indonesia. Kepada Bisnis Indonesia, dia berkisah pengalaman kariernya, hingga persiapan untuk menghadapi pensiun nanti. Berikut petikannya.

 

Dapatkah Anda gambarkan kondisi pasang surut Bakrieland?

Saya masuk Bakrie pada 1997 untuk membantu membereskan proses restrukturisasi.

Pada 2004, praktis semua selesai dan sejak 2007 Bakrieland berlari cepat dan bukan sekedar tumbuh. Dalam waktu setahun, dari awal 2007 sampai akhir tahun, kapitalisasi pasar Bakrieland melompat dari urutan 10 menjadi nomor 1 di antara semua perusahaan properti di bursa.

Semua itu dicapai melalui proses rights issue.

 

Apa prinsip Anda dalam bekerja?

Saya adalah loyalis. Sampai sekarang baru bekerja di dua tempat yakni di Bank Niaga [sekarang CIMB Niaga] dan Bakrieland. Bank Niaga, banyak jebolannya yang ada di mana-mana. Bakrie juga sama. Saya bersyukur sudah bekerja hampir 14 tahun di kelompok usaha ini. Di Bank Niaga Saya belajar menjadi profesional dan how to be good conservative banker serta belajar GCG.

Di Bakrie, Saya belajar how to be a big family, karena rasa kekeluargaannya kuat sekali. Kami belajar kewirausahaan, bagaimana para senior Saya dan keluarga Bakrie, begitu tajam melihat setiap peluang yang ada.

 

Pernahkah Anda mengambil keputusan manajerial yang sulit dan dilematis?

Tentu saja yang paling sulit adalah ketika krisis. Pertama adalah krisis 1997-1998. Sejak di Bank Niaga, Saya memang kerjaannya troubleshooter karena Saya lama di internal auditor dan bagian dari unit restrukturisasi.

Alhamdulilah, kami bangkit dari keterpurukan itu dan bersyukur karena ada krisis 1998, sehingga pada saat krisis 2008 kami sudah kebal.

Kalau boleh jujur, ternyata tidak pernah ada kondisi yang paling berat karena kita akan selalu ada cobaan yang lebih berat lagi.

Masalah rusunami Saya kira juga problem yang termasuk dilematis dan sulit.

Pada awalnya, dengan semangat yang menggebu-gebu Bakrieland masuk ke rusunami lewat kerja sama dengan Perumnas. Nggak main-main karena investasinya mencakup 11 tower, dan menjadi satu kawasan rusunami terbesar. Namun, dalam berjalannya waktu kebijakan berubah. Padahal peletakan batu pertamanya di lakukan oleh Presiden pada April 2006.

 

Pernahkah ada perasaan menyesal terhadap keputusan yang diambil?

Nyesel sih nggak. Cuma gelo. Nggak lah, tidak boleh ada kata menyesal.

 

Apakah Anda pernah mengambil keputusan yang keliru?

Nggaklah. Saya pernah mendapat pertanyaan yang kira-kira esensinya sama pada waktu Saya menjadi pembicara di ITB sekitar 2-3 minggu lalu. Apa keputusan terbaik dan yang terburuk.

Kita di sini sering melalui periode yang sangat sulit, di mana kadang kita berhadapan dengan situasi blunder atau serba salah. Akan tetapi dengan berjalannya waktu, Saya semakin memiliki keyakinan bahwa ternyata tidak pernah ada satu keputusan yang salah jika kita bisa melihat, yakin dan percaya atas apa pun keputusan diambil.

 

Adakah keputusan yang menjadi milestone bagi Anda?

Kalau ada orang bertanya, “Anda ingin lahir sebagai siapa apabila Anda dilahirkan kembali”, maka Saya akan jawab, “ingin lahir sebagai Hiramsyah bukan Bill Gates atau Steve Jobs”. Saya juga ingin menikahi gadis yang sama, punya anak yang sama, dan tetap bekerja di Bakrieland atau Bank Niaga. Hanya saja, tentu ada hal-hal yang ingin Saya perbaiki.

 

Apa keputusan yang menurut Anda sangat penting dalam hidup?

Masuk Bakrie!! Saat Saya keluar dari Bank Niaga, sebenarnya sedang dalam tanda petik dalam puncak karier. Jadi, kala itu cukup berprestasi, banyak mendapat privilege, bonus, pilihan karier dan segala macam. Padahal biasanya orang resign karena alasan kecewa.

Saat Saya keluar juga pas krisis moneter. Saya masuk Bakrie September 1997 dan orang-orang berpikir ini keputusan gila karena Saya keluar di tengah situasi krisis. Apalagi Saya masuk di industri yang terkena turbulensi paling berat. Akan tetapi Saya sekarang bersyukur, karena Saya sudah melakukan suatu proses pembelajaran yang luar biasa.

 

Apakah sejauh ini terbukti pilihan Anda sudah tepat?

Ya!! Tepat dan terbukti. Alhamdulilah, Saya tidak pernah menyesal meskipun mungkin ada tempat-tempat lain yang berani bayar saya lebih mahal. Saya bukan sekali-dua kali ditawarin menjadi menteri, CEO dan tidak tahu itu bener atau tidak.

Kalau tujuan utamanya hanya mencari materi, mungkin waktu itu saya terima. Namun, Saya berpikir dalam kehidupan ini, materi bukan segalanya.

Saya juga khawatir tidak tepat menjadi menteri karena Saya bukan tipikal orang yang suka dengan birokrasi. Saya suka slanang-slonong. Saya sangat casual dan tidak suka formalitas. Saya juga lebih suka kerja daripada yang sifatnya protokoler.

 

Adakah keinginan untuk pindah dan masuk ke industri lain?

Bagi Saya, hidup itu rasanya mengalir saja. Saya yakin pindah ke industri lain tidak sulit.

Ini sudah dibuktikan oleh Robby Djohan, dari bankir ke Garuda, dan Dahlan Iskan dari media ke PLN. Sejauh ini banyak orang yang menilainya cukup berhasil.

Sudah banyak yang membuktikan bahwa kalau kita sudah berada di top level atau sebagai CEO, yang terpenting bukanlah pemahaman terhadap industrinya akan tetapi leadership dan managerial skill.

Soal industrinya, kita bisa panggil orang yang expert dan mem-brief kita untuk lebih memahami. Namun, soal leadership, entrepreneurship, dan managerial skill tidak bisa di-bypass. Jam terbang itu suatu kompetensi yang dibangun dalam suatu proses perjalanan panjang.

 

Apakah Anda melakukan kaderisasi calon CEO mendatang?

Harus!!. Saya orang yang sangat percaya terhadap generasi muda. Di Bakrie, kami percaya itu. Kaderisasi adalah salah satu tugas pokok seorang CEO. Saya salah seorang yang hobinya merekrut.

Saya selalu memberi perhatian penuh kepada generasi muda. Rekrutmen menjadi proses yang penting. Saya lakukan recruitmen langsung ketika mereka masih anak-anak muda karena saya ingin menjaring orang-orang terbaik.

 

Apa yang Anda lakukan untuk memotivasi karyawan, apakah lewatreward and punishment?

Reward and punishment itu harus. Itu untuk memacu seseorang agar dia berlari kencang. Dan rasanya kalau orang sudah berprestasi dengan baik, sangat wajar dan adil kalau dia diberikan reward yang setimpal. Sebelum keringatnya kering, urusan reward harus sudah beres.

 

Pernahkah Anda berada dalam situasi bisnis yang bernuansa KKN?

Sering! Jujur kita tidak pernah selalu bisa menghindari kondisi seperti itu. Tetapi kita selalu bisa meminimalisasi dan berusaha menghindari. Salah satunya adalah dengan menerapkan prinsip good corporate governance [GCG].

Cara menghindari KKN begini. Saya sebenarnya meyakini setiap orang, baik itu bos kita sendiri ataupun orang lain, kalau diingatkan baik-baik bahwa KKN memiliki risiko yang jauh lebih buruk dari pada opportunity-nya, mereka akan mau mendengar kok.

Saya bersyukur lebih dari 80% penjelasan Saya biasanya diterima. Akan tetapi untuk bisa melakukan ini butuh keberanian atau nyali dan kompetensi.

 

Siapa tokoh idola Anda?

Almarhum ibu saya. Kedua orang tua Saya sudah almarhum dan Saya sangat terkesan sekali dengan almarhum ibu [menarik napas panjang dan matanya terlihat berkaca-kaca]… juga ayah dan kakek nenek Saya. Ibu Saya banyak sekali menanamkan hal-hal yang sangat pribadi yang sangat basic, termasuk bagaimana menanamkan sifat dalam kehidupan, seperti kejujuran, kerja keras untuk selalu mau berkorban dan berbagi terhadap sesama.

Saya bukan termasuk keluarga yang sangat berada walau alhamdulillah selalu berkecukupan sejak kecil. Ibu Saya selalu mengajarkan untuk selalu berbagi terhadap sesama dan Ibu Saya orang yang sangat sabar. Ibu Saya orang Jawa dan Ayah Sumatra Barat. Jadi, Saya blasteran...hahahahaha..

 

Adakah peristiwa yang sangat inspiratif bagi anda?

Ibu Saya orang yang sangat sabar, jadi segala sesuatu dia tidak pernah mengeluh. Banyak kejadian yang membuat Saya bersyukur mendapat belajar banyak dari Ibu saya. Saya orangnya kan cenderung pingin cepat dan sedikit emosional atau ‘grasa grusu’. Ibu begitu sabar memberikan pengarahan. Kami enam bersaudara, laki-laki semua. Saya adalah yang paling besar.

Terbayang bagaimana repotnya tetapi ibu begitu sabar. Itu menjadi proses pembelajaran yang luar biasa bagi Saya. Saya percaya kesuksesan adalah doa dari orang tua. Ibu pasti mendoakan saya habishabisan.

 

Bagaimana Anda mentransformasikan ilmu kepada anak-anak?

Saya hobinya baca. Ruangan terbesar di rumah Saya adalah perpustakaan pribadi. Koleksi buku banyak sekali dan yang paling penting, investasi terbesar dalam hidup Saya adalah anak Saya, yang juga menjadi bekal bagi Saya saat menghadap Yang Maha Kuasa. Jadi, konsekuensinya, itu harus menjadi prioritas utama.

Dalam hal karier, saya memberikan kebebasan. Kahlil Gibran bilang kita hanya busurnya dan anak-anak kita adalah anak panahnya, yang kita enggak tahu mereka akan sampai di mana. Tugas kita hanya menarik anak panah dan busur. Insya Allah, mereka lebih baik dari saya dan lebih bermanfaat.

 

Dengan posisi sekarang, obsesi apa yang belum tercapai?

Jujur saja kalau ditanya sekarang sudah tidak ada obsesi lagi. Saya pinginnya cuma satu, bangsa ini bangkit kembali menjadi bangsa yang besar. Kita kan punya semuanya. Bukan obsesi sih, tetapi lebih pada keinginan agar bangsa ini besar.

 

Bagaimana Anda menyiapkan masa pensiun?

Kalau pensiun nanti, saya ingin menjadi petani, dosen, dan pengusaha. Sekarang sudah mulai dirintis.

 

>>> BACA JUGA:

* Presiden SBY instruksikan perang lawan premanisme

 

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : News Editor
Sumber : Bisnis Indonesia
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper