Pemerintah diminta batasi jumlah tv berbayar

News Editor
Senin, 28 November 2011 | 14:32 WIB
Bagikan

JAKARTA: Asosiasi Pengusaha Multimedia Indonesia (APMI) meminta pemerintah membatasi pemain tv berbayar.Sekjen APMI Arya Mahendra Sinulingga mengatakan pembatasan jumlah pemain tv berbayar dibutuhkan agar tercipta persaingan sehat.Berdasarkan perhitungannya, Indonesia hanya butuh lima tv berbayar. Saat ini tv berbayar didominasi pemain besar yaitu PT First Media Tbk (FirstMedia), PT MNC Sky Vision (Indovision), dan PT Indonusa Telemedia (Telkomvision). Ada pula pemain tv berbayar lain seperti Aora Tv, IM2, Centrin Tv, Skynindo serta pemain terbaru NexMedia."Pemerintah harus batasi jumlah pemain. Seharusnya ada perhitungan berapa kebutuhan Indonesia terhadap tv berbayar dan berapa jumlah pemain untuk memenuhi kebutuhan itu. Jangan free market seperti sekarang ini," tutur Arya kepada Bisnis hari ini.Dia mencontohkan di Malaysia hanya ada satu tv berbayar, sedangkan di Filipina cuma dua. Rata-rata di banyak negara memiliki dua hingga tiga tv berbayar. Itu pun jumlah free to air tidak sebanyak Indonesia yang mencapai 20. Di negara lain rata-rata memiliki lima hingga enam free to air."Banyaknya free to air membuat bisnis tv berbayar sulit masuk. Market kita belum siap menerima pay tv. Free to air di negara kita sudah bagus sehingga orang lebih memilih itu," kata Arya.APMI mencatat bisnis tv berbayar pada kuartal III/2011 tumbuh 3% dibandingkan periode sama tahun lalu. Masuknya NexMedia ke bisnis tv berbayar, menurut Arya, akan semakin meningkatkan laju persaingan.Perusahaan yang baru beroperasi September lalu itu menargetkan meraup 5.000 pelanggan hingga penghujung 2011. Di sisi lain, pasar Indonesia terhadap pay tv masih terbuka amat lebar. Perhitungannya, penetrasi TV berbayar baru 3% dari total 60 juta rumah tangga yang memiliki tv.  "Tapi jangan lihat potensi market Indonesia terhadap pay tv yang memang masih besar. Faktor utama adalah market kita belum siap untuk mengonsumsi pay tv. Pada akhirnya bisnis pay tv saat ini hancur-hancuran, berdarah-darah," ucap Arya. (tw) 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : News Editor
Editor : Nadya Kurnia
Sumber : Gloria Natalia
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper