Oreshnik, Rudal Hipersonik Rusia Kecepatan 10 Mach yang 'Mustahil' Dihentikan

Leo Dwi Jatmiko
Senin, 2 Juni 2025 | 15:02 WIB
Proyektil diluncurkan selama manuver militer di dekat Sanaa, Yaman, 30 Oktober 2023. Houthi Media Center/Handout via Reuters
Proyektil diluncurkan selama manuver militer di dekat Sanaa, Yaman, 30 Oktober 2023. Houthi Media Center/Handout via Reuters
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA — Rusia memiliki rudal konvensional jarak menengah dengan kode “Oreshnik” yang diklaim mampu melaju dengan kecepatan Mach 10, atau sekitar 2,5-3 kilometer per detik. Rusia mengklaim bahwa  tidak ada sistem pertahanan yang mampu menandinginya.

Meski begitu, identitas pasti rudal ini masih diperdebatkan. Intelijen militer Ukraina menyebut rudal tersebut sebagai jenis ICBM (intercontinental ballistic missile) baru bernama Kedr (cedar), yang diklaim melaju hingga Mach 11 dan menempuh jarak lebih dari 1.000 km dari wilayah Astrakhan, Rusia, ke Dnipro, Ukraina dalam 15 menit. 

Rudal ini juga diduga membawa enam hulu ledak, masing-masing berisi enam sub-munisi.

Namun, sejumlah pakar Barat meragukan bahwa rudal yang ditembakkan adalah ICBM, karena peluncuran ICBM biasanya akan memicu peringatan nuklir di Amerika Serikat. Sebaliknya, analis militer Rusia, Ilya Kramnik, memperkirakan Oreshnik adalah rudal jarak menengah generasi baru dengan jangkauan 2.500-3.000 km, bahkan mungkin hingga 5.000 km—cukup untuk menjangkau hampir seluruh Eropa, namun tidak sampai Amerika Serikat.

Dilansir dari Aljazeera, Senin (2/5/2025), Rudal balistik jarak menengah baru, Oreshnik, yang berarti pohon hazel dalam bahasa Rusia, adalah senjata yang mampu membawa hulu ledak nuklir dan sebelumnya belum pernah disebutkan secara publik.

Pentagon menyatakan bahwa rudal ini berbasis pada rudal balistik antarbenua (ICBM) “RS-26 Rubezh”. Rudal hipersonik bergerak dengan kecepatan minimal Mach 5 — lima kali kecepatan suara — dan dapat bermanuver di tengah penerbangan, sehingga lebih sulit untuk dilacak dan dicegat.

Rudal ini dapat membawa tiga hingga enam hulu ledak, tulis pakar militer Viktor Baranets di tabloid Komsomolskaya Pravda.

Igor Korotchenko, editor jurnal National Defence yang berbasis di Moskow, mengatakan kepada kantor berita negara TASS bahwa berdasarkan rekaman video serangan tersebut, Oreshnik memiliki beberapa hulu ledak yang dapat diarahkan secara independen.

Sementar itu BBC melaporkan kecepatan tinggi menjadi kunci keunggulan rudal ini. Semakin cepat rudal melaju, semakin singkat waktu reaksi pertahanan lawan. Rudal balistik biasanya menempuh lintasan parabola, dan saat turun menuju sasaran, kecepatannya bertambah sehingga sulit diintersepsi oleh sistem pertahanan udara seperti Patriot buatan AS.

Dengan kemampuan manuver dan kecepatan ekstrem, Oreshnik diyakini mampu menembus pertahanan rudal modern dan menghancurkan target yang sangat terlindungi tanpa perlu hulu ledak nuklir. Analis militer Rusia, Vladislav Shurygin, menyatakan rudal ini dapat menghancurkan bunker bawah tanah sekalipun.

Pada Desember 2024, Rusia menggunakan Oreshnik untuk menyerang Dnipro dan menjadi tantangan baru bagi sistem pertahanan udara Ukraina. Justin Crump, CEO Sibylline, mengatakan bahwa rudal balistik jarak pendek Rusia sudah menjadi ancaman signifikan selama perang, dan sistem baru yang lebih cepat akan meningkatkan ancaman itu secara drastis.

Dengan jangkauan ribuan kilometer dan kemampuan membawa banyak hulu ledak, Oreshnik berpotensi mengubah peta ancaman militer di Eropa. Para analis memperingatkan, jika rudal ini diproduksi massal, hampir seluruh wilayah Eropa bisa berada dalam jangkauan serangan Rusia.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Leo Dwi Jatmiko
Editor : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper