Bisnis.com, JAKARTA — OpenAI, perusahaan pengembang kecerdasan buatan (AI), mengakuisisi startup perangkat keras berbasis AI yang didirikan oleh desainer legendaris iPhone, Jony Ive, senilai US$6,5 miliar atau Rp106,3 triliun.
Langkah strategis ini menandai ekspansi terbesar OpenAI dari ranah perangkat lunak ke pengembangan perangkat keras generasi baru, sekaligus membawa Jony Ive sebagai kepala kreatif untuk merancang produk-produk yang akan mendefinisikan era kecerdasan buatan generatif.
Akuisisi ini akan mengintegrasikan tim io, yang terdiri dari 55 insinyur dan desainer berpengalaman, ke dalam operasi OpenAI di San Francisco.
Jony Ive bersama tim desainnya di LoveFrom akan mengambil peran sentral dalam seluruh proses desain dan pengembangan produk OpenAI dan io, namun tetap mempertahankan otonomi LoveFrom sebagai firma desain independen.
CEO OpenAI Sam Altman mengatakan kolaborasi ini bertujuan untuk menata ulang cara manusia menggunakan komputer.
“Teknologi AI kini sudah sangat canggih, tapi perangkat yang kita gunakan untuk mengaksesnya masih warisan dekade lalu. Sudah saatnya ada sesuatu yang benar-benar baru melampaui produk-produk lama tersebut,” kata Sam, Kamis (22/5/2025).
Reuters melaporkan Jony Ive, yang selama tiga dekade menjadi arsitek di balik desain iPhone, iPod, iMac, dan Apple Watch, menyatakan bahwa seluruh pengalamannya selama 30 tahun telah membawanya pada momen penting ini.
“Kolaborasi ini akan menghasilkan produk-produk yang benar-benar baru,” kata Ive.
Meski detail perangkat masih dirahasiakan, Altman menyebut sudah ada prototipe yang disebutnya “teknologi paling keren yang pernah ada.”
Produk hasil kolaborasi ini diharapkan akan melampaui paradigma komputer dan smartphone saat ini, dan peluncuran perdana diproyeksikan pada 2026.
Akuisisi io Products mempertegas ambisi OpenAI untuk tidak lagi bergantung pada platform pihak ketiga seperti iOS dan Android, melainkan membangun ekosistem perangkat keras dan lunak sendiri.
Langkah ini juga menempatkan OpenAI dalam persaingan langsung dengan raksasa teknologi lain seperti Apple, Meta, dan Google yang juga tengah berlomba mengembangkan perangkat AI generatif.
Sementara itu, saham Apple tercatat turun lebih dari 2% setelah pengumuman akuisisi, menandakan kekhawatiran investor atas potensi persaingan dari kolaborasi dua nama besar di bidang AI dan desain produk.
Dengan menggabungkan keunggulan teknologi ChatGPT dan kejeniusan desain Jony Ive, OpenAI berharap dapat menghadirkan perangkat revolusioner yang akan mendefinisikan ulang hubungan manusia dengan teknologi kecerdasan buatan.
Kolaborasi ini berpotensi menjadi salah satu tonggak sejarah baru dalam industri teknologi global, sekaligus membuka babak baru dalam evolusi perangkat konsumen berbasis AI.