Peringatan Ex-CEO Google: Manusia Tak Punya Kontrol Atas AI pada 2030, AGI Datang

Leo Dwi Jatmiko
Senin, 28 April 2025 | 08:10 WIB
Ilustrasi Artificial intelligence/Alibaba Cloud
Ilustrasi Artificial intelligence/Alibaba Cloud
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Mantan CEO Google Eric Schmidt memperingatkan bahwa manusia tidak dapat lagi mengontrol kecerdasan buatan (AI) pada 3 -  5 tahun datang atau pada 2030. Sebab, pada masa itu AI telah mencapai titik kecerdasan setara manusia, yang dikenal sebagai Artificial General Intelligence (AGI).

Namun, Schmidt menekankan bahwa setelah mencapai AGI, masa depan menjadi sangat tidak pasti.

Dia memperingatkan bahwa begitu AI mulai mengembangkan kemampuan untuk belajar secara mandiri dan membuat perencanaan sendiri, AI pada dasarnya tidak akan lagi "harus mendengarkan" perintah manusia. 

Menurutnya, AI tidak hanya akan menjadi lebih pintar dari manusia, tetapi juga akan mencapai Artificial Superintelligence (ASI), yaitu kondisi di mana AI memiliki kecerdasan yang melampaui gabungan seluruh kecerdasan manusia.

"Jalan ini tidak dipahami dalam masyarakat kita. Tidak ada bahasa untuk menjelaskan apa yang terjadi dengan kedatangan hal ini... itulah mengapa ini kurang digembar-gemborkan,”  kata Schmidt dilansir dari Futurism, Senin (28/4/2025). 

Schmidt mengacu pada "konsensus San Francisco," sebuah istilah yang ia gunakan dengan nada bercanda untuk menggambarkan keyakinan yang umum di kalangan komunitas teknologi di Silicon Valley, yang memprediksi bahwa ASI dapat terwujud dalam waktu enam tahun berdasarkan peningkatan kemampuan AI yang sedang berlangsung.

Berbeda dengan kelompok yang dikenal sebagai "AI doomer" yang khawatir akan bencana dan berusaha menghentikan perkembangan ASI, Schmidt tampak lebih tenang dalam membahas kemungkinan munculnya AI yang jauh lebih cerdas daripada manusia. 

"Orang-orang tidak mengerti apa yang terjadi ketika Anda memiliki kecerdasan pada level ini, yang sebagian besar bebas," tuturnya.

Namun, pernyataan ini menimbulkan kekhawatiran tentang potensi hilangnya kendali manusia atas AI. Beberapa pengamat berpendapat bahwa siapa pun yang pertama kali mengembangkan AGI akan sangat melindunginya, dan bahwa ASI tidak akan menjadi "asisten virtual utopis" yang patuh, kecuali jika dia benar-benar membebaskan diri dari kendali manusia dan memilih untuk bertindak demi kepentingan manusia.

Meskipun prediksi enam tahun untuk ASI mungkin masih spekulatif, peringatan Schmidt menekankan perlunya kewaspadaan dan pemahaman yang lebih dalam tentang risiko dan konsekuensi potensial dari perkembangan AI yang tak terkendali.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Leo Dwi Jatmiko
Editor : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper