Amazon Kaji Ulang Sewa Data Center Imbas Ketidakpastian Perekonomian Global

Leo Dwi Jatmiko
Selasa, 22 April 2025 | 08:29 WIB
Logo Amazon di Amazon Fulfillment Center di Tepotzotlan, Meksiko, 13 Desember 2023./Reuters-Gustavo Graf
Logo Amazon di Amazon Fulfillment Center di Tepotzotlan, Meksiko, 13 Desember 2023./Reuters-Gustavo Graf
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA — Amazon, perusahaan teknologi raksasa yang berfokus pada layanan digital, e-commerce dan komputasi awan, telah menunda beberapa pembicaraan sewa pusat data untuk divisi komputasi awannya, terutama di pasar luar negeri, yang mengindikasikan perlambatan jangka pendek dalam penyewaan fasilitas skala besar.

Analis Wells Fargo mengatakan langkah yang diambil perusahaan cloud terbesar di AS ini sebagai tanda terbaru bahwa meningkatnya ketidakpastian ekonomi, yang memaksa perusahaan untuk memikirkan kembali bagaimana mereka membelanjakan miliaran dolar yang telah mereka alokasikan untuk infrastruktur AI, termasuk chip Nvidia.

Analis Wells Fargo mengatakan besarnya penundaan Amazon tidak jelas, tetapi serupa dengan penarikan diri Microsoft baru-baru ini.

Alih-alih membatalkan kesepakatan yang telah ditandatangani, Amazon "mencerna kembali kesepakatan sewa agresif baru-baru ini," kata para analis.

"Tampaknya perusahaan hyperscale (perusahaan cloud besar) menjadi lebih selektif dalam menyewa kluster daya besar, dan memperketat jendela pra-sewa untuk kapasitas yang akan dikirim sebelum akhir tahun 2026," kata mereka dalam sebuah catatan, dikutip dari Reuters, Selasa (22/4/2025).

Adapun penghentian dilakukan di tengah langkah kompetitor seperti Meta, Google milik Alphabet, dan Oracle tetap aktif dalam penyewaan.

Amazon mengecilkan catatan tersebut. "Ini adalah manajemen kapasitas rutin, dan tidak ada perubahan mendasar baru-baru ini dalam rencana ekspansi kami," kata Kevin Miller, wakil presiden Amazon Web Services Global Data Centers dalam sebuah posting di LinkedIn.

Meski melakukan penundaan pusat data, Amazon tetap agresif dalam membangun kecerdasan buatan.  

Belum lama, Amazon meluncurkan model kecerdasan buatan (AI) generatif terbaru mereka, Nova Sonic. Model ini dirancang untuk memproses suara secara native dan menghasilkan ucapan yang terdengar alami. 

Melansir dari Techcruch, Rabu (9/4/2025), Nova Sonic hadir sebagai jawaban Amazon terhadap model suara AI terbaru yang dinilai lebih alami dibandingkan model-model suara awal seperti Amazon Alexa. 

Terobosan teknologi ini menjadikan asisten digital lama, termasuk Alexa dan Siri dari Apple terasa kaku jika dibandingkan dengan model baru ini.

Model suara Nova Sonic dapat diakses melalui Bedrock, platform pengembang Amazon untuk aplikasi AI perusahaan, melalui API streaming dua arah yang baru. 

Dalam siaran pers, Amazon menyebut, Nova Sonic sebagai model suara AI yang paling hemat biaya di pasaran, dengan biaya sekitar 80% lebih rendah dibandingkan GPT-4o OpenAI.

Senior Vice President dan Kepala Ilmuwan AGI Amazon Rohit Prasad mengatakan bahwa komponen Nova Sonic telah terintegrasi dengan Alexa+, versi yang lebih canggih dari asisten suara digital Amazon. 

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Leo Dwi Jatmiko
Editor : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper