Bisnis.com, JAKARTA — CoreWeave, perusahaan rintisan kecerdasan buatan yang didukung oleh Nvidia, telah menandatangani kontrak jangka panjang senilai US$11,9 miliar atau Rp195,4 triliun (kurs: Rp16.421) dengan OpenAI menjelang peluncuran pasar sahamnya.
CoreWeave adalah perusahaan cloud computing berbasis di Amerika Serikat, yang mengkhususkan diri dalam menyediakan infrastruktur berbasis unit pemrosesan grafis (GPU) untuk pengembang kecerdasan buatan (AI).
Melansir dari Reuters, Selasa (11/3/2025) dalam kesepakatan tersebut, CoreWeave akan menyediakan infrastruktur AI untuk OpenAI.
Menurut pernyataan yang dikeluarkan oleh CoreWeave, kesepakatan ini juga mencakup penerbitan saham senilai $350 juta kepada OpenAI melalui penempatan saham secara privat pada saat penawaran umum perdana (IPO).
Hal ini akan memberikan OpenAI saham di CoreWeave sebagai bagian dari hubungan jangka panjang kedua perusahaan.
“CoreWeave merupakan tambahan penting bagi portofolio infrastruktur OpenAI, melengkapi kesepakatan komersial kami dengan Microsoft dan Oracle, serta usaha patungan kami dengan SoftBank di Stargate," kata Sam Altman, CEO OpenAI.
CoreWeave dikenal juga sebagai "AI hyperscaler," menawarkan platform infrastruktur dan layanan cloud yang dioptimalkan untuk beban kerja AI, seperti pelatihan model skala besar dan inferensi.
Mereka bekerja sama erat dengan NVIDIA, menggunakan GPU canggih seperti H100 dan GB200, dan mengklaim menyediakan solusi hingga 35 kali lebih cepat dan 80% lebih murah dibandingkan penyedia cloud besar seperti AWS, Azure, atau Google Cloud.
Hingga 2025, CoreWeave telah berkembang pesat, memiliki 28 pusat data di AS dan Eropa, dan valuasinya mencapai $23 miliar setelah penggalangan dana terbaru pada November 2024.
Kesepakatan ini memberi dorongan signifikan bagi CoreWeave menjelang peluncuran IPO yang diharapkan menjadi salah satu yang paling menarik pada 2025.
Pembicaraan antara CoreWeave dan OpenAI ini muncul saat minat investor terhadap AI generatif sedang melonjak. Ledakan permintaan untuk infrastruktur seperti pusat data dan server berdaya tinggi telah mendorong produsen chip seperti Nvidia dan perusahaan teknologi besar lainnya.
CoreWeave, yang berbasis di Livingston, New Jersey, didirikan pada tahun 2017 dan menyediakan akses ke pusat data serta chip berdaya tinggi untuk kebutuhan beban kerja AI, yang sebagian besar dipasok oleh Nvidia.
Perusahaan ini bersaing dengan penyedia cloud besar seperti Microsoft Azure dan AWS milik Amazon. CoreWeave melayani berbagai pelanggan besar, termasuk Meta, IBM, dan Microsoft.
Menurut laporan Reuters, perusahaan ini berencana untuk menargetkan valuasi lebih dari US$35 miliar pada IPO yang akan datang. Pada awal Maret, CoreWeave melaporkan pendapatan sebesar US$1,92 miliar untuk tahun 2024, meningkat tajam dari US$228,9 juta tahun sebelumnya.
Namun, perusahaan juga mencatatkan kerugian bersih sebesar US$863,4 juta, lebih besar dibandingkan kerugian sebesar US$593,7 juta pada 2023. Sekitar dua pertiga dari pendapatan perusahaan berasal dari Microsoft.
CoreWeave telah mengumpulkan lebih dari US$14,5 miliar dalam bentuk utang dan ekuitas melalui 12 putaran pendanaan, termasuk lebih dari US$7 miliar dalam putaran pendanaan utang swasta terbesar dalam sejarah pada tahun lalu, yang dipimpin oleh Blackstone dan Magnetar.