5 Tren Dark Web 2025, Grup Ransomware Terpecah Makin Kecil dan Sulit Dilacak

Rahmad Fauzan
Senin, 13 Januari 2025 | 20:54 WIB
Internet diibaratkan seperti gunung es yang memiliki tiga lapis visibilitas. Dark Web merupakan lapisan paling gelap yang hanya dapat diakses lewat VPN/dok. Kaspersky
Internet diibaratkan seperti gunung es yang memiliki tiga lapis visibilitas. Dark Web merupakan lapisan paling gelap yang hanya dapat diakses lewat VPN/dok. Kaspersky
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Tren di pasar dark web diprediksi kian dinamis sepanjang 2025. Laporan teranyar Kaspersky memperkirakan sedikitnya ada 5 tren baru yang muncul di pasar dark web pada 2025.

Pertama, migrasi dari Telegram ke forum dark web. Kendatipun terjadi lonjakan aktivitas kejahatan dunia maya di Telegram pada 2024, komunitas bayangan diperkirakan akan beralih kembali ke forum dark web.

Riset Kaspersky menyebut saluran Telegram semakin banyak dilarang, sebagaimana dilaporkan oleh administratornya, yang mendorong migrasi ini.

Kedua, peningkatan operasi penegakan hukum tingkat tinggi terhadap kelompok kejahatan siber. Tahun ini dinilai merupakan periode penting dalam perang melawan kejahatan siber tingkat tinggi di dunia.

Para ahli Kaspersky mengantisipasi bahwa tahun 2025 akan membawa peningkatan penangkapan dan penindakan infrastruktur dan forum kelompok kejahatan dunia maya yang mendapat publisitas.

Sebagai tanggapan atas keberhasilan operasi tahun 2024, para pelaku ancaman cenderung mengubah taktik mereka, bermigrasi ke forum khusus undangan.

Ketiga, fragmentasi kelompok ransomware. Kelompok ransomware dapat terpecah menjadi unit-unit yang lebih kecil dan independen, sehingga lebih sulit dilacak. Desentralisasi ini memungkinkan penjahat dunia maya untuk beroperasi lebih fleksibel sambil tetap berada di bawah radar firma penegak hukum dan keamanan dunia maya.

Keempat, pencuri dan penguras kemungkinan akan melihat peningkatan promosi melalui model Malware-as-a-Service. Selain itu, berbagai data dan kredensial yang dicuri dengan penggunaan jenis malware ini diperkirakan akan semakin banyak dijual di forum bayangan.

Kelima, meningkatnya lanskap ancaman di Timur Tengah. Kawasan ini menyaksikan peningkatan hacktivisme yang didorong oleh ketegangan geopolitik yang sedang berlangsung. Apabila, ketegangan ini tidak mereda tahun ini, hacktivisme diperkirakan kian meningkat.

Lebih jauh, para ahli Kaspersky mengantisipasi peningkatan berkelanjutan dalam serangan ransomware di Timur Tengah, mengingat jumlah korban ransomware meningkat dari rata-rata 28 per setengah tahun pada 2022-2023 menjadi 45 pada paruh pertama 2024.

Untuk melindungi diri dari malware pencuri data, kebocoran, dan aktivitas terkait dark web lainnya, individu disarankan untuk menggunakan solusi keamanan komprehensif di semua perangkat.

Solusi ini membantu mencegah infeksi dan memperingatkan pengguna akan potensi bahaya. Di sisi lain, bisnis harus secara proaktif memantau dark web untuk mencari tanda-tanda aktivitas kejahatan dunia maya yang dapat mengancam aset perusahaan.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Rahmad Fauzan
Editor : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper