Mitratel (MTEL) Lanjutkan Perluasan Serat Optik, Opsi Akuisisi Terbuka Tahun Ini

Lukman Nur Hakim
Rabu, 1 Januari 2025 | 09:13 WIB
Menara telekomunikasi Mitratel/Dok. Mitratel
Menara telekomunikasi Mitratel/Dok. Mitratel
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk. (MTEL) atau Mitratel akan terus menggenjot penggelaran serat optik yang terhubung ke menara (fiber to the tower/FTTT) tahun ini. 

Perluasan dilakukan dengan skema organik maupun anorganik. 

Direktur Investasi dan Corporate Secretary Mitratel, Hendra Purnama mengatakan pada tahun ini potensi bisnis FTTT makin cemerlang sehingga ekspansi FTTT akan terus dilakukan. 

“Kami akan tetap prudent serta selektif dalam melakukan M&A dan memastikan senantiasa setiap transaksi memberikan nilai tambah bagi perusahaan,” kata Hendra kepada Bisnis, Selasa (31/12/2024).

Sebelumnya, Mitratel mengambil alih kepemilikan PT Ultra Mandiri Telekomunikasi dari tangan PT PP Infrastruktur, yang berstatus sebagai entitas anak PTPP. 

Mitratel secara rinci mengambil alih 42.570 lembar saham kepemilikan PT Infrastruktur di PT Ultra Mandiri Telekomunikasi atau setara Rp645,45 miliar.

Akuisisi ini membuat aset serat optik Mitratel bertambah 8.101 km sehingga total jaringan fiber perusahaan mencapai lebih dari 47.800 km.

Hendra menambahkan perusahaan telah menyiapkan capital expenditure (belanja modal) untuk tahun depan yang akan digunakan perusahaan dalam memperkuat core business (menara) dan mengembangkan peluang adjacent business.

Sayangnya, Hendra tidak menyebutkan nominal capex yang disiapkan untuk mendukung langkah ekspansi tahun depan. 

Sebelumnya, Direktur Eksekutif ICT sekaligus pengamat ekonomi digital Heru Sutadi mengatakan perubahan aktivitas investasi terjadi karena teknologi layanan data berkembang pesat sehingga membutuhkan dukungan kabel serat optik yang lebih banyak, ketimbang kabel tembaga. 

Seperti infrastruktur jalan tol, serat optik memiliki kualitas yang lebih baik sebagai jalan pengalur komunikasi data antar menara telekomunikasi. Peralihan dari 4G ke 5G membuat kehadiran FTTT makin urgen.

“Tetapi memang untuk bisnis menara ini tentu perlu perubahan-perubahan. Terutama bagaimana konektivitasnya antara menara dengan Mobile Switch Center (MSC),” kata Heru kepada Bisnis, Senin (30/12/2024).

Di sisi lain, Ketua Bidang Infrastruktur Telematika Nasional Mastel Sigit Puspito Wigati Jarot memperkirakan pada 2025, pemanfaatan aset secara bersama akan menjadi salah satu fokus operator seluler, yang merupakan pelanggan dari pemain menara. 

Hal ini berpeluang menekan pemanfaatan menara, yang awalnya satu operator menempatkan satu perangkat di menara, ke depan satu perangkat dapat dipakai oleh dua operator secara bersamaan. Hal ini menjadi tantangan sekaligus peluang bagi pemain menara. 

“Tren yang dimungkinkan terjadi dalam 2025 adalah utilisasi aset Bersama (sharing infrastuktur) sebagai bentuk respon pengendalian Opex dan Capex,” tutur Sigit.

Penulis : Lukman Nur Hakim
Editor : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper