Bisnis.com, JAKARTA - Pendiri dan CEO dari SoftBank Group Corp. Masayoshi Son sedang dalam rencana untuk mengembangkan cip semikonduktor untuk kecerdasan buatan (AI).
Melansir dari Bloomberg, Senin (23/12/2024), Masayoshi Son diketahui berkomitmen untuk melakukan investasi sebesar US$100 miliar di Amerika Serikat selama 4 tahun mendatang.
Kepastian investasi ini diumumkan saat Son melakukan pertemuan dengan presiden terpilih AS Donald Trump di Mar-a-Lago pada pekan lalu.
Langkah Son berinvestasi di Amerika dinilai jauh lebih ambisius dan strategis. Menurut beberapa sumber yang mengetahui rencananya, Son tengah fokus pada pengembangan cip semikonduktor untuk kecerdasan buatan, dengan tujuan besar membangun cip AI yang dapat bersaing dengan Nvidia.
Dari sumber tersebut, dikatakan bahwa SoftBank berencana untuk meluncurkan prototipe cip AI pada 2025, dengan produksi pertama siap pada 2026.
Pada saat yang sama, SoftBank akan mengandalkan kekuatan Arm Holdings Plc, perusahaan desain cip yang kini menjadi bagian paling bernilai dalam portofolio SoftBank.
Dengan 90% saham di Arm, Son berencana untuk memperluas penggunaan desain cip Arm untuk menciptakan akselerator AI baru yang lebih efisien.
“Sekarang, dengan portofolio perusahaan rintisan yang luas dan 90% saham di ArmbHoldings Plc, Son siap menjadi pesaing serius,” kata sumber tersebut.
Bagi Son, proyek cip AI ini adalah taruhan besar untuk masa depan SoftBank, mengingat sejarah investasi perusahaan yang telah membawa kerugian besar, terutama pada Vision Fund.
Investasi SoftBank sebelumnya dalam Vision Fund yang bernilai lebih dari US$100 miliar menyebabkan sejumlah kegagalan besar, termasuk perusahaan seperti WeWork dan Zume, yang meruntuhkan citra Son sebagai investor yang tajam.
Namun, dengan kekuatan finansial yang lebih besar dan fokus pada teknologi yang berkembang pesat, Son bertekad untuk memimpin dalam pasar cip AI yang diperkirakan akan tumbuh dengan pesat.
Di sisi lain, para analis memperkirakan bahwa peluang besar dalam pasar cip AI akan memungkinkan pemain baru seperti SoftBank untuk bersaing dengan Nvidia.
Nvidia saat ini diketahui memegang hampir monopoli dalam penyediaan semikonduktor untuk pelatihan model AI seperti ChatGPT.
Chris Miller, penulis Chip War: The Fight for the World's Most Critical Technology mengatakan, pada industri ini terdapat peluang bagi pendatang baru karena pasar akan tumbuh pesat dan berubah pesat.
“SoftBank, dengan ambisi dan skalanya, tentu saja melihat peluang ini,” ucapnya.