Apple dan Meta Saling Sindir soal Kebijakan di Eropa, Ada Apa?

Lukman Nur Hakim
Jumat, 20 Desember 2024 | 09:58 WIB
Apple Store di New York, Amerika Serikat. Bloomberg/Jeenah Moon
Apple Store di New York, Amerika Serikat. Bloomberg/Jeenah Moon
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Apple dan Meta, perusahaan induk Instagram dan Whatsapp, kembali saling sindir mengenai kebijakan interoperabilitas yang dibuat oleh Komisi Eropa (EC).

Apple kembali menolak desakan Komisi Eropa (EC) untuk memberikan interoperabilitas bagi aplikasi pihak ketiga di platform Apple, termasuk iOS dan iPadOS sesuai dengan Undang-Undang Pasar Digital Eropa (DMA).

Penolakan Apple ini dikarenakan implementasi aturan ini dapat merusak privasi pengguna perangkat Apple di Eropa.

Melansir dari The Register, Jumat (20/12/2024) Apple menerbitkan sebuah dokumen yang menanggapi aturan DMA tersebut, dengan menyebutkan bahwa Meta telah mengajukan lebih dari 15 permintaan untuk akses ke berbagai fitur teknologi Apple, seperti iMessage dan AirPlay. 

Apple menyatakan bahwa jika permintaan ini dipenuhi, Meta akan bisa mengakses data pribadi pengguna, termasuk pesan, panggilan telepon, hingga foto-foto pribadi.

“Permintaan ini akan memungkinkan Meta untuk membaca semua pesan dan email di perangkat pengguna, melihat panggilan telepon, melacak aplikasi yang digunakan, serta mengakses file dan foto pribadi pengguna,” tulis Apple.

Apple juga menyoroti riwayat Meta yang sering didenda atas pelanggaran privasi. Di AS, Meta telah didenda miliaran dolar oleh Komisi Perdagangan Federal (FTC) karena pelanggaran data pengguna.

Semantara di Eropa, Meta dihukum $1,3 miliar karena transfer data ilegal dari UE ke AS dan juga dikenai denda $264 juta karena kelalaian yang memungkinkan pencurian data oleh peretas.

Di sisi lain, Meta merespons tuduhan Apple dengan keras. Andy Stone, Direktur Komunikasi Meta dalam sebuah pernyataan di X  mengatakan bahwa klaim Apple tentang privasi adalah upaya untuk menutupi penolakan mereka terhadap interoperabilitas. 

“Apple tidak percaya pada interoperabilitas, dan mereka menggunakan alasan privasi untuk membela diri,” ujar Stone.

Apple dan Meta kini terlibat dalam perdebatan sengit mengenai apakah kebijakan interoperabilitas akan melindungi atau justru merugikan privasi pengguna. 

Komisi Eropa sendiri terus mengupayakan perubahan agar perangkat dan aplikasi dapat saling berintegrasi lebih lancar tanpa mengorbankan hak-hak privasi pengguna.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper