AS Imbau Warga Pakai Aplikasi Pesan Terenkripsi, Hacker China Tebar Ancaman

Lukman Nur Hakim
Kamis, 5 Desember 2024 | 05:40 WIB
Ilustrasi Hacker. Dok Freepik
Ilustrasi Hacker. Dok Freepik
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Pejabat pemerintah Amerika Serikat menyarankan warga AS untuk menggunakan aplikasi pesan terenkripsi untuk melindungi komunikasi mereka dari peretasan yang dilakukan oleh peretas yang diduga berasal dari China.

Melansir dari Techcrunch, Kamis (5/12/2024) rekomendasi ini muncul setelah laporan bahwa kelompok peretas yang dikenal dengan nama Salt Typhoon yang berhasil mengakses beberapa jaringan penyedia telekomunikasi terbesar di AS.

Adapun, peretas tersebut masuk ke sistem dari AT&T, Verizon, dan Lumen. Aksi peretasan mereka pertama kali terungkap pada Oktober lalu.

Menurut Badan Keamanan Siber AS (CISA), upaya peretasan ini telah berlangsung selama berbulan-bulan dan menyebabkan peretas asal China ini berhasil mengakses informasi sensitif. Informasi seperti komunikasi yang tidak terenkripsi dalam bentuk panggilan suara dan pesan teks.

Selain itu, kelompok peretas juga berhasil mengakses data yang berkaitan dengan pejabat pemerintah AS, termasuk kandidat presiden, yang diduga menjadi sasaran dalam upaya mata-mata besar-besaran.

Maka dari itu, CISA merekomendasikan kepada masyarakat AS untuk menggunakan pesan enkripsi sebagai langkah penting untuk melindungi komunikasi pribadi mereka.

"Apakah itu pesan teks atau komunikasi suara, aplikasi yang menggunakan enkripsi ujung-ke-ujung adalah cara terbaik untuk menjaga kerahasiaan informasi,” kata pejabat CISA.

Beberapa aplikasi pesan terenkripsi, seperti Signal dan WhatsApp, yang banyak digunakan di seluruh dunia, memungkinkan komunikasi aman yang tidak dapat diakses oleh pihak ketiga, termasuk pembuat aplikasi itu sendiri. 

Tak hanya CISA, peringatan yang sama juga disampaikan oleh Federal Bureau of Investigation atau Biro Investigasi Federal (FBI). FBI menekankan pentingnya enkripsi dalam mencegah penyadapan oleh pihak asing.

Sementara itu, jaringan telekomunikasi yang terkena dampak seperti AT&T dan Verizon sedang berupaya memperbaiki celah keamanan di dalam sistem mereka.

CISA menambahkan bahwa setiap perusahaan yang menjadi korban harus mengikuti prosedur perbaikan yang disesuaikan dengan kondisi spesifik mereka.

Penulis : Lukman Nur Hakim
Editor : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper