Indosat (ISAT) Siapkan Diri Sambut 3 Lelang Frekuensi pada Awal 2025

Rika Anggraeni
Kamis, 12 September 2024 | 18:19 WIB
Petugas memasang perangkat base transceiver station (BTS) di Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu (28/2/2024). Bisnis/Paulus Tandi Bone
Petugas memasang perangkat base transceiver station (BTS) di Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu (28/2/2024). Bisnis/Paulus Tandi Bone
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA — PT Indosat Tbk. memberikan respons atas gelaran lelang frekuensi 700 MHz dan 26 GHz yang ditunda oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) menjadi awal 2025. Emiten berkodesaham ISAT itu terus menyiapkan diri untuk menyambut 3 lelang sekaligus. 

Penundaan lelang frekuensi ini bukan kali pertama yang diumumkan Kemenkominfo. Padahal, lelang frekuensi 700 MHz dan 26 GHz direncanakan akan digelar pada tahun ini, meski jadwalnya terus molor. Rencananya, Kemenkominfo akan menggabungkan lelang frekuensi 700 MHz, 2600 MHz dan 26 GHz sekaligus dalam waktu yang bersamaan. 

SVP Head of Corporate Communications Indosat Ooredoo Hutchison Steve Saerang mengatakan bahwa perusahaan mendukung penuh upaya pemerintah dalam memperkuat infrastruktur telekomunikasi nasional.

Adapun terkait penundaan lelang spektrum, kata Steve, Indosat menghormati dan mengikuti arahan Kemenkominfo. 

“Kami percaya pentingnya proses lelang yang transparan, adil, dan efisien untuk memastikan pertumbuhan berkelanjutan industri telekomunikasi di Indonesia,” kata Steve kepada Bisnis, Kamis (12/9/2024).

Steve menuturkan bahwa Indosat telah mempersiapkan diri untuk berpartisipasi dalam lelang, sambil terus mengoptimalkan pemanfaatan spektrum frekuensi yang ada untuk memberikan pengalaman terbaik bagi pelanggan.

“Dengan jaringan yang semakin luas, termasuk di daerah pedesaan, kami berkomitmen untuk memperluas akses telekomunikasi yang handal dan berkualitas,” ujarnya.

Lebih lanjut, untuk mendukung pemerataan akses digital, Steve menyampaikan bahwa Indosat akan terus bekerja sama dengan pemerintah dalam menyediakan layanan telekomunikasi kelas dunia. “Terutama di kota-kota sekunder di luar wilayah metropolitan, demi mendorong digitalisasi yang inklusif di seluruh Indonesia,” ungkapnya.

Sebelumnya diberitakan, Direktur Jenderal Sumber Daya Perangkat dan Pos dan Informatika (SDPPI) Kemenkominfo Ismail mengatakan saat ini Kemenkominfo hakikatnya telah siap untuk menggelar lelang frekuensi 700 MHz dan 26 GHz tahun ini. Namun, para operator mengirim surat meminta agar kedua spektrum dilelang bersamaan dengan 2,6 GHz.

Berdasarkan perhitungan operator seluler, lanjut Ismail, dengan ketiga spektrum frekuensi digelar secara bersamaan, yakni 700 MHz, 2600 MHz, dan 26 GHz, secara nilai ekonomi akan lebih baik.

“Menurut jadwal 2,6 GHz (2600 MHz) berakhir pada akhir tahun, jadi kita bisa lelang pada awal 2025. Harapan kami kuartal I/2025. Lelang akan digabung antara 700 MHz, 2,6GHz dan 26 GHz,” ujar Ismail di Jakarta, Kamis (12/9/2024). 

Saat lelang nanti, jelas Ismail, pemerintah akan memberikan insentif yang saat ini masih terus dimatangkan bersama dengan Kementerian Keuangan dan operator seluler.

Dari sisi dasar lelang frekuensi, Kemenkominfo akan menghitung sesuai dengan kalkulasi harga. Setelah itu akan dihadirkan kebijakan untuk membuat operator makin ringan dalam melakukan pembayaran spektrum.

Dia menjelaskan bahwa skema kebijakan yang berlaku adalah bukan untuk memurahkan harga spektrum, melainkan memberikan kebijakan yang bisa menginsentif sehingga pengeluaran operator tidak besar di awal lelang.

“Bisa dicicil dan diatur-atur waktu pembayarannya dan lain sebagainya, sehingga cashflow tetap dapat terjaga untuk pembangunannya. Jadi kita jangan berharap hanya terima uang cash di depan tetapi pembangunan lambat,” jelasnya.

Penulis : Rika Anggraeni
Editor : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper