Pengusaha TV AS Tuding Disney Lakukan Monopoli, 11 Juta Pelanggan Terdampak

Rika Anggraeni
Senin, 9 September 2024 | 08:32 WIB
Sejumlah orang mengambil foto dengan Logo Disney di Singapura
Sejumlah orang mengambil foto dengan Logo Disney di Singapura
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA — Penyedia TV satelit atau DirecTV telah meminta wasit telekomunikasi Amerika Serikat, Komisi Komunikasi Federal (FCC), memantau Walt Disney. Platform over the top (OTT) mereka dituding terlibat dalam perilaku anti-persaingan.

Melansir dari Reuters, Senin (9/9/2024) dalam pengaduan tersebut, DirecTV menyebut Disney telah memberlakukan persyaratan yang tidak masuk akal pada pembaruan perjanjian distribusi mereka, termasuk tuntutan untuk persyaratan bundling dan penetrasi yang baru-baru ini diputuskan tidak sah oleh pengadilan federal.

Selain itu, DirecTV juga mengatakan Disney telah bersikeras pada “paket besar” saluran, memaksa penyedia layanan untuk menawarkan program yang kurang populer. Sementara itu, Disney menyediakan paket yang lebih murah dan “lebih ramping” untuk konsumen.

Menanggapi hal itu, seorang juru bicara Disney mengatakan bahwa perusahaan terus bernegosiasi dengan DirecTV dan mendesaknya untuk menyelesaikan kesepakatan yang akan memprioritaskan pelanggan.

“Kami terus bernegosiasi dengan DirecTV untuk mengembalikan akses ke konten kami secepat mungkin," kata juru bicara dalam pernyataan yang dikirim melalui email kepada Reuters.

Adapun, perselisihan ini telah mengakibatkan lebih dari 11 juta pelanggan DirecTV kehilangan akses ke saluran milik Disney, termasuk ESPN, menjelang musim Liga Sepak Bola Nasional (National Football League).

Ketegangan ini terjadi di tengah perdebatan yang lebih luas tentang masa depan pemrograman yang dibundel di era streaming, dengan DirecTV berusaha menawarkan paket yang lebih fleksibel dan lebih murah tanpa ESPN, sedangkan Disney berargumen untuk melindungi jaringan andalannya.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Rika Anggraeni
Editor : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper