XL Axiata (EXCL) Perlahan Tinggalkan SIM Fisik, Beralih ke eSIM

Rika Anggraeni
Senin, 9 September 2024 | 19:40 WIB
Ilustrasi eSIM/dok. Axis
Ilustrasi eSIM/dok. Axis
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - PT XL Axiata Tbk. (EXCL) mengungkapkan secara perlahan akan beralih menggunakan Embedded Subscriber Identity Module (eSIM) secara menyeluruh dan meninggalkan kartu SIM fisik

Head of External Communications XL Axiata Henry Wijayanto mengatakan bahwa saat ini eSIM perusahaan sudah mulai banyak digunakan oleh pelanggan. Kendati demikian, emiten bersandi saham EXCL itu mengaku masih perlu untuk terus ditingkatkan.

Pasalnya, Henry menyampaikan bahwa masih banyak juga pelanggan yang menggunakan kartu SIM fisik. Alhasil, menurutnya, kartu SIM fisik dan eSIM tetap perlu untuk diakomodir sehingga ketersediaan SIM card fisik untuk saat ini juga masih dibutuhkan.

“Secara bertahap, tentunya ketersediaan simcard fisik bisa mulai dikurangi selaras dengan semakin meningkatnya pemanfaatan eSIM oleh masyarakat,” kata Henry kepada Bisnis, Senin (9/9/2024).

Henry mengungkap bahwa sampai dengan saat ini, jumlah pengguna eSIM XL Axiata sudah mencapai lebih dari 460.000 pengguna dan terus mendapatkan respons yang positif dari masyarakat.

Dia menyampaikan bahwa angka ini merupakan pengguna campuran, baik dari yang beralih menggunakan SIM fisik atau pun pengguna baru eSIM. Adapun saat ini, XL Axiata telah mengantongi 58,5 juta pelanggan.

Lebih lanjut, Henry menyatakan bahwa sejak awal perusahaan selalu turut serta dalam diskusi dengan pemerintah mengenai pembahasan aturan mengenai eSIM.

EXCL pun berharap pengaturan mengenai E-SIM dapat mengakomodir dan menjadi stimulus penetrasi penggunaan e-SIM ke depannya. Terlebih, menurutnya, banyak manfaat dari adanya penggunaan eSIM ini, baik bagi operator dan maupun bagi pengguna atau masyarakat.

“Kami berpandangan kehadiran eSIM penting sehingga sampai dengan saat ini kami juga telah mengadopsi dan mendorong masyarakat untuk bisa memanfaatkan kehadiran teknologi tersebut,” ujarnya.

Diberitakan sebelumnya, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) menyebut bahwa regulasi eSIM bisa menciptakan efisiensi biaya pada masing-masing provider. Hal ini mengingat keberadaan kartu SIM fisik membutuhkan biaya yang tak sedikit.

 “Jadi yang tidak efisien menjadi efisien akhirnya. Jadi penyebaran distribusi kartu fisik yang sekian banyaknya di masyarakat jadi mungkin akan mengalami efisiensi. Jadi secara produksi kartu fisik juga akan mengalami efisiensi,” ujar Direktur Telekomunikasi Kemenkominfo Aju Widya Sari dalam acara Ngopi Bareng di Gedung Kemenkominfo, Jakarta, Jumat (30/8/2024).

Di samping itu, Aju menambahkan, keberadaan eSIM juga bermanfaat untuk pengguna, yakni menghindari kartu hilang. Serta, secara pemanfaatan inovasi untuk pelanggan pada saat menggunakan handset menjadi lebih banyak. “Tetapi tetap, basisnya bukan wajib,” tambahnya.

Dia menekankan bahwa penggunaan eSIM tergantung dari kesiapan masing-masing provider. Namun yang jelas, kata dia, Kemenkominfo akan merilis regulasi terkait eSIM. Dia pun menjelaskan bahwa pemerintah tak bisa melakukan perpindahan jaringan SIM menjadi eSIM secara drastis.

“Kalau yang siap mau eSIM, ada regulasinya. Kalau masih fisik, ya, tetap masih ada [regulasinya]. Karena kita tidak bisa serta-merta langsung melakukan migrasi secara drastis, mengikuti apa yang disiapkan di pasar,” ungkapnya.

Adapun, Kemenkominfo menargetkan regulasi terkait eSIM akan meluncur pada Oktober 2024, sebelum masa pemerintahan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.

Penulis : Rika Anggraeni
Editor : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper