Bisnis.com, JAKARTA - Aruna, perusahaan rintisan perikanan, berbagi cerita langkah jitu dalam mendorong nelayan Indonesia untuk naik kelas dengan menghubungkan mereka ke pasar yang lebih luas lewat teknologi.
Menjadi suatu masukan menarik bagi negara-negara Afrika yang hadir dalam Indonesia Africa Forum (IAF) 2024 di Bali.
CEO & Co-Founder Aruna Farid Naufal Aslam mengatakan Indonesia merupakan negara kepulauan yang besar yang memiliki disparitas masing-masing pulau dalam mengakses pasar. Para nelayan di daerah kesulitan dalam memasarkan tangkapannya sehingga dengan menggunakan perantara.
Untuk mengatasi hal tersebut, kata Aslam, Aruna hadir membuat kehidupan nelayan dan petani menjadi lebih efisien karena memangkas middleman (perantara) untuk bisa terhubung ke pasar.
“Dengan kami, mereka cukup fokus dalam mengembangkan tangkapan sementara kami akan membantu mereka lebih dekat menuju pasar. Kami memanfaatkan teknologi untuk memperlihatkan kepada pelanggan produk-produk yang tersedia sehingga barang milik nelayan dapat dibeli oleh pasar,” kata Farid, Senin (2/9/2024).
Farid menambahkan banyak nelayan menyambut positif langkah tersebut. Terbukti dengan lebih dari 55.000 nelayan yang tergabung dalam ekosistem Aruna saat ini.
Dia menuturkan meski mendapat respons positif, Aruna menilai pencapaian tersebut belum mencapai puncak mengingat Indonesia memiliki 3 juta nelayan saat ini.
“Biasanya ada komunitas yang menggunakan aplikasi, seorang nelayan yang masih muda, kemudian nelayan hanya perlu datang ke titik untuk mengumpulkan hasil tangkapannya. Setelah produk dia akan terjual ke pasar kami," kata Farid.
Aruna bercerita bahwa keberhasilan mereka dalam membantu tidak terlepas dari infrastruktur telekomunikasi dihadirkan oleh pemerintah Indonesia di daerah rural selama 10 tahun terakhir.
Diketahui pemerintah melalui Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (Bakti) bekerja sama dengan operator seluler gencar membangun BTS 4G di lebih dari 12.000 desa. Bakti mendapat tanggung jawab di 9.113 wilayah 3T sementara operator seluler sisanya di sekitar 3.400-an titik.
“Kami juga mendapatkan dukungan dari pemerintah karena dalam beberapa tahun terakhir pembangunan konektivitas di Indonesia juga berlangsung secara masif, hingga ke daerah remote area. Ada jaringan 4G bahkan 5G,” kata Farid.
Diketahui, pada 2022 Aruna mengantongi pendanaan tambahan untuk seri A senilai US$ 30 juta dipimpin oleh Vertex Ventures Southeast Asia & India.
Pendanaan ini juga diikuti oleh investor terdahulu seperti Prosus Ventures, AC Ventures, East Ventures (Growth Fund), Indogen Capital, SMDV and SIG Venture Capital. Secara total, dana yang dihimpun untuk seri A ini melonjak menjadi US$ 65 juta (senilai hampir 1 triliun Rupiah).