AI Perbesar Badai PHK Perusahaan Teknologi, 200.000 Pekerja Terdampak pada 2024

Afiffah Rahmah Nurdifa
Jumat, 23 Agustus 2024 | 19:52 WIB
Ilustrasi perusahaan rintisan (startup) melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK)/Dice Insights
Ilustrasi perusahaan rintisan (startup) melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK)/Dice Insights
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA -- Kehadiran kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) berpotensi mengikis lapangan pekerjaan sektor teknologi hingga memicu terjadinya Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) besar-besaran di sektor teknologi. 

Tak sedikit perusahaan yang kini memilih menanamkan modal untuk pengembangan AI yang dinilai lebih efisien. Dikutip dari Digit News, Jumat (23/8/2024) gelombang PHK semakin besar sejak 2022 lalu setelah lonjakan perekrutan tenaga kerja pascapandemi. 

Situs pelacak PHK, layoffs.fyi mencatat lebih dari 264.000 pekerja di PHK pada 2023 atau naik dari tahun sebelumnya 165.000 pekerja. Sementara itu, sepanjang tahun ini tercatat sebanyak 132.900 karyawan di 410 perusahaan kehilangan pekerjaan. 

Laporan lainnya dari Trueup.io dan BestBrokers memperkirakan lebih dari 700 pengumuman PHK dilakukan yang berdampak pada 203.946 pekerja teknologi dipangkas dari 165 perusahaan sejak awal 2024. 

Dalam laporan tersebut dirincikan bahwa PHK yang terjadi di Amerika Serikat sebanyak 115.257 pekerja dan Inggris menyusul dengan angka 3.471 orang belakangan ini. 

Kondisi gelombang PHK di kedua negara tersebut berdampak lebih buruk bagi tenaga kerja asing yang bergantung pada visa dengan izin tinggal untuk bekerja di negara tersebut.

Analisis BestBrokers juga menyebutkan kenaikan suku bunga sebagai tantangan yang harus dihadapi oleh perusahaan-perusahaan teknologi besar, sehingga menciptakan badai perekrutan yang berlebihan, kenaikan biaya, dan perubahan prioritas yang membahayakan lebih banyak pekerjaan di bidang teknologi.

Masih dalam laporan yang sama, tercatat sejumlah perusahaan yang melakukan PHK besar-besaran dan menjadi penyumbang terbesar PHK sepanjang tahun ini yaitu Dell sebanyak 18.500 pekerja, Intel 15.000 pekerja, dan Tesla sebanyak 14.000 orang

Dell diketahui telah melakukan 2 putaran PHK sepanjang tahun ini yang merupakan bagian dari upaya restrukturisasi besar-besaran dengan AI sebagai fokus utamanya. Tak hanya itu, PHK Intel juga diketahui berkaitan dengan investasi perusahaan pada AI. 

Pasalnya, Intel sejauh ini dinilai gagal memanfaatkan manfaat dari ledakan AI seperti yang dilakukan pesaing teknologi lainnya, yaitu Nvidia. Di sisi lain, Tesla juga mengurangi ekspansi pesat pascapandemi. 

Di sisi lain, PHK yang dilakukan Microsoft pada tahun 2023 disebabkan oleh kemerosotan ekonomi, dan juga munculnya AI, karena perusahaan terus berinvestasi pada OpenAI, pencipta ChatGPT.

Google menyebutkan investasi awal perusahaannya pada AI ketika mengumumkan pengurangan 12.000 pekerjaan pada awal tahun 2023, meskipun kedua perusahaan tidak secara langsung menghubungkan keduanya.

Namun, rumor PHK yang ditemukan dalam memo internal CEO Google Sundar Pichai pada Januari 2024 hanya menyebutkan perlunya restrukturisasi untuk mendorong kecepatan di beberapa area. Meskipun, alasan PHK yang dilakukan perusahaan pada bulan April tahun ini juga tidak jelas.

Microsoft secara eksplisit menguraikan fokus mereka pada AI dalam bocoran memo yang dirilis setelah perusahaan tersebut memangkas pekerjaan di departemen cloud-nya.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper