Kemenkominfo Tegaskan Insentif Bukan Jalan Pintas Perbaiki Struktur Ongkos

Rika Anggraeni
Rabu, 21 Agustus 2024 | 22:39 WIB
Anak-anak Suku Boti mengakses smartphone di depan Ume Kbubu atau rumah bulat di Desa Boti, Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur (NTT), Minggu (26/11/2023). JIBI/Bisnis/Himawan L Nugraha
Anak-anak Suku Boti mengakses smartphone di depan Ume Kbubu atau rumah bulat di Desa Boti, Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur (NTT), Minggu (26/11/2023). JIBI/Bisnis/Himawan L Nugraha
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) menekankan bahwa insentif yang diberikan kepada operator seluler harus bermanfaat bagi masyarakat. Insentif bukan bertujuan untuk memperbaiki struktur ongkos. 

Direktur Jenderal Sumber Daya Perangkat Pos dan Informatika (Dirjen SDPPI) Kemenkominfo Ismail menuturkan bahwa struktur biaya berasal dari internal dan akibat gejolak inflasi.

Struktur ongkos dapat diperbaiki lewat inovasi bukan dengan insentif.

“Tidak bisa hanya mengandalkan insentif pemerintah saja untuk memperbaiki struktur cost, harus melakukan efisiensi, inovasi, dan sebagainya. Itu memang benar-benar harus dilakukan,” kata Ismail dalam diskusi forum Bisnis Indonesia Forum bertajuk ‘Sektor Telekomunikasi Dikepung Masalah, Bagaimana Arah Industri ke Depan’ di Wisma Bisnis Indonesia, Jakarta, Rabu (21/8/2024).

Terlebih, Ismail menuturkan bahwa pemerintah harus bertanggungjawab atas diberikannya insentif tersebut kepada operator seluler. 

“Ketika bicara insentif pemerintah, kita juga harus mempertanggungjawabkan. Insentif ini bukan unutk perusahaan, tetapi insentif itu untuk rakyat,” ujarnya.

Ismail menyampaikan bahwa pemberian insentif dari harus berdampak langsung untuk masyarakat. 

“Masa pemerintah, negara mengeluarkan insentif untuk perusahaan yang kemudian melakukan investasi di negara lain, kan nggak bisa dipertanggungjawabkan,” sambungnya.

Untuk itu, Ismail menuturkan bahwa diskusi terkait pengadaan insentif masih terus didiskusikan agar masyarakat mendapatkan manfaat dari insentif tersebut.

Di tengah pemberian insentif, Ismail menyoroti pendapatan bersih operator seluler yang merangkak naik, begitu pun dengan harga saham.

“Tetapi di sisi lain, saya kadang juga bingung melihat pertumbuhan net income naik terus, EBITDA, harga saham, ini gimana kita mau kasih insentif. Kan kita harus jelas,” katanya.

“Ini harus kita pertajam, harus kita hidupkan insentif itu memang pada saat diperlukan impact-nya jelas. Dan yang dibutuhkan itu data dan angka yang bicara, bukan perasaaan, bukan statement,” tandasnya.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Rika Anggraeni
Editor : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper