Bisnis.com, JAKARTA — Demografi penduduk hingga pesatnya adopsi teknologi digital menjadi peluang ekonomi bagi Indonesia untuk mengoptimalkan potensi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI). Namun, terdapat sejumlah tantangan yang harus diatasi dengan baik.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menjelaskan bahwa Indonesia dengan jumlah penduduk lebih dari 270 juta merupakan pasar yang besar untuk industri teknologi baru, termasuk AI. Dari total populasi itu, 212 juta di antaranya merupakan pengguna internet.
Bisnis digital pun tumbuh subur di Tanah Air, yakni berdasarkan laporan Datareportal, Indonesia menempati peringkat ke-6 dalam jumlah perusahaan rintisan (start-up), yakni sebanyak 2.646. Bahkan, 15 perusahaan telah berkembang menjadi unicorn dan dua perusahaan raksasa berhasil menjadi decacorn.
"Hal itu menunjukkan bahwa Indonesia siap untuk menjadi pemain utama di era artificial intelligence," ujar Airlangga dalam acara Sarasehan Nasional: Peluncuran AI Transformation Policy Manifesto, Rekomendasi untuk Optimalisasi Ekonomi Digital Indonesia pada Selasa (20/8/2024).
Meskipun demikian, penerapan dan pemanfaatan AI tidak semudah membalikkan telapak tangan. Pemerintah mencermati sejumlah tantangan yang harus diatasi demi optimalisasi peluang AI.
"Kita menyadari persoalan AI bagi Indonesia adalah ketersediaan jaringan akses internet yang belum merata, terutama di luar Jawa. Kecepatan broadband rata-rata 28,8 Mbps dan ini adalah peringkat ke-8 dari 10 negara ASEAN di luar Timor Timur dan 24,6 Mbps untuk mobile," ujar Airlangga.
Untuk menghadapi tantangan itu, pemerintah terus mendorong konektivitas digital dan pembangunan infrastruktur secara merata. Capaian pembangunan infrastruktur digital, termasuk pembangunan fiberoptik Palapa Ring 12.100 km telah menghubungkan 57 kabupaten kota, Indonesia juga telah memiliki 1.600 titik BTS.
Lalu, satelit Satria juga mendorong pemerataan akses data, termasuk pusat data di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, Batam, dan Jabodetabek.
Generatif AI diproyeksikan dapat berkontribusi US$4,4 triliun bagi perekonomian global.
Adopsi AI menjadi sangat penting, karena secara global, pemanfaatan kecerdasan buatan oleh sektor industri telah mencapai 56%. Indonesia yang masih berada di peringkat ke-46 dari 62 negara dalam hal adopsi AI, menurut Global AI Index 2023, harus terus melakukan pengembangan.