McKinsey: Permintaan Proses Data AI di LLM Melonjak dari 10.000 jadi 2 Juta

Rika Anggraeni
Senin, 5 Agustus 2024 | 13:56 WIB
Teknologi kecerdasan buatan menghasilkan beragam solusi teknologi/ilustrasi
Teknologi kecerdasan buatan menghasilkan beragam solusi teknologi/ilustrasi
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA — McKinsey & Company mengungkap adanya dua tren yang menonjol di sektor teknologi sepanjang 2024, yaitu kecerdasan buatan generatif atau generative artificial intelligence (Gen-AI) dan elektrifikasi dan energi terbarukan (renewables).

Berdasarkan laporan McKinsey Digital bertajuk Technology Trend Outlook 2024, terungkap bahwa Gen AI telah melonjak hampir 700% dalam pencarian Google dari 2022–2023. 

Bahkan, selama 2023 dan 2024, ukuran permintaan yang dapat diproses oleh model bahasa besar (LLM) melonjak dari 100.000 menjadi dua juta token.

Senior Partner and Global Leader of McKinsey Digital Kate Smaje mengatakan bahwa dalam laporan teranyar McKinsey terdapat 15 tren teknologi yang dinilai akan memiliki tren yang berlanjut.

“Dari jumlah tersebut ada dua yang menonjol. AI dan juga elektrifikasi. Elektrifikasi dan energi terbarukan, serangkaian tren yang ada di sekitarnya. Jadi, keduanya telah tumbuh,” ungkap Kate dalam wawancara eksklusif dengan Bisnis Indonesia, dikutip pada Senin (5/8/2024).

Laporan tersebut menyebut bahwa kesadaran para pemimpin senior tentang inovasi gen AI telah meningkatkan minat, investasi, dan inovasi dalam teknologi AI dan tren lainnya.

Di samping itu, elektrifikasi dan energi terbarukan terus menarik minat yang tinggi. Hal ini tercermin dalam penyebutan berita dan pencarian web. Tren elektrifikasi dan energi terbarukan didorong oleh lonjakan kapasitas terbarukan global serta kebutuhan keamanan energi yang meningkat di tengah ketegangan geopolitik dan krisis energi.

Di tengah tren AI dan elektrifikasi yang diperkirakan akan menonjol di tahun ini, McKinsey melihat adanya penurunan investasi seiring banyaknya investasi yang telah digelontorkan selama beberapa tahun terakhir.

Kendati demikian, Kate mengungkap pengurangan investasi tidak terjadi di bidang energi terbarukan dan elektrifikasi.

Sementara itu, McKinsey & Company menyebut Indonesia telah mengalami pergeseran tren dari semula sangat bergantung dengan bahan bakar fosil yang kini beralih memanfaatkan energi terbarukan.

Managing Partner McKinsey and Company Indonesia Khoon Tee Tan mengatakan bahwa program peluncuran energi terbarukan yang digeber pemerintah Indonesia sudah mulai berjalan, salah satunya melalui insentif kendaraan listrik.

“Semua itu membutuhkan waktu, tetapi saya pikir Indonesia sebenarnya sedang dalam jalur transisi dan mungkin lebih cepat dari yang kita kira,” kata Khoon Tee.

Begitu pun dengan adopsi teknologi lain, menurut Khoon Tee, Indonesia telah menerapkan AI. 

Khoon Tee menuturkan bahwa adopsi teknologi, termasuk AI, akan membuka tingkat produktivitas namun dengan tetap memperhatikan elemen lain seperti proses, teknologi hingga data.

“Menurut saya, kita mungkin akan melaju lebih cepat jika kita melakukan semua hal yang benar dalam bisnis selama 5–10 tahun ke depan,” ujarnya.

Sepakat, Partner McKinsey and Company Singapore Vivek Lath mengatakan bahwa selama tiga tahun terakhir, telah terlihat adanya peningkatan yang signifikan dari sisi elektrifikasi, khususnya kendaraan, baik kendaraan roda dua listrik, kendaraan roda empat listrik, maupun kendaraan berat.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Rika Anggraeni
Editor : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper