Lalamove Siap Saingi Gojek, Grab hingga inDrive di Bisnis Ride Hailing

Leo Dwi Jatmiko,Rika Anggraeni
Kamis, 1 Agustus 2024 | 07:00 WIB
Pengguna menunjukkan aplikasi Lalamove/dok website Lalamove
Pengguna menunjukkan aplikasi Lalamove/dok website Lalamove
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Lalamove, platform pengiriman on-demand, merambah bisnis ride hailing dan siap bersaing melawan Gojek, Grab hingga inDrive. Hadir dengan merek Lalamove Ride, perusahaan menjanjikan tarif terjangkau dan berada di dalam satu aplikasi yang sama, yakni Lalamove.

Perusahaan teknologi yang berbasis di Hong Kong itu mengaku siap mengantar penumpang selama 24/7 hanya dengan satu klik di aplikasi Lalamove.

“Lalamove Ride siap mengantar kamu kapan saja, dengan driver profesional yang siap sedia 24/7. Mau pesan untuk perjalanan atau kirim barang? Cukup satu klik di aplikasi, langsung jalan! Gak perlu ribet dan nunggu lama kayak gebetan bales chat,” demikian yang dikutip dari Instagram resmi Lalamove Indonesia, @lalamoveid, Kamis (31/7/2024).

Melansir laman resminya, Rabu (31/7/2024), layanan Lalamove Ride tersedia di Jakarta-Bogor-Depok-Tangerang-Bekasi (Jabodetabek).

Lalamove hadir dengan misi untuk memberdayakan komunitas dengan membuat pengiriman cepat, sederhana dan terjangkau.

Didukung oleh teknologi, Lalamove menghubungkan orang-orang, kendaraan, muatan, dan jalan, mengirimkan barang-barang penting dan memberikan manfaat untuk komunitas lokal di 11 pasar Asia dan Amerika Latin.

“Kami tidak hanya melakukan pengiriman barang, sekarang kami juga bisa antar penumpang,” ungkapnya.

Tangkapan layar pengumuman Lalamove Ride
Tangkapan layar pengumuman Lalamove Ride


Industri Ride Hailing


Di tengah tech winter yang berkepanjangan, persaingan industri ride hailing atau layanan berbagi tumpangan seperti taksi dan ojek online (ojol) masih ketat. Tahun lalu, dua pemain baru yaitu Maxim dan inDrive hadir di Tanah Air, untuk bersaing dengan Gojek dan Grab. Para pemain bersaing dari sisi harga dan layanan. 

inDrive merupakan hasil rebranding dari sebelumnya bernama inDriver sejak beroperasi pertama kali pada 2013 di Indonesia. Perusahaan aplikasi itu memiliki sekitar 600.000 mitra pengemudi yang menggunakan sepeda motor maupun mobil di Indonesia. 

inDrive berkantor pusat di Mountain View, California, dan beroperasi di lebih dari 700 kota di 47 negara, termasuk Indonesia, dengan lebih dari 150 juta pengguna di seluruh dunia. 

Adapun, Maxim yang merupakan perusahaan asal Rusia sudah masuk ke pasar Indonesia sejak Juli 2018, dan memulai bisnisnya dari kota lapis kedua dan ketiga.

Logo Gojek
Logo Gojek

Riset Maybank Sekuritas Indonesia pada Juni 2023 mengungkapkan kepercayaan pengguna terhadap aplikasi ride hailing tak melulu bicara soal tarif. Namun, kenyamanan menjadi faktor penting yang tak bisa dikesampingkan.

Konsumen di Indonesia bisa dengan mudah mencari alternatif transportasi atau mengendarai kendaraan pribadi apabila perusahaan tidak mampu menyediakan dua faktor tersebut.

Maybank optimistis terhadap pertumbuhan industri ride hailing di Indonesia beberapa tahun ke depan. Beberapa faktornya antara lain jumlah kepemilikan mobil di Indonesia yang masih rendah, yakni sekitar 82 mobil/per 1.000 orang.

Faktor lainnya seperti kemacetan lalu lintas, kebijakan ganjil genap, dan keterbatasan jangkauan transportasi publik. Selain itu, faktor urbanisasi juga akan meningkatkan pasar layanan ride hailing.

Research Analyst Maybank Investment Banking Etta Rusdiana Putra mengatakan pada tahun lalu Gojek masih menjadi andalan masyarakat dengan menguasai hingga 52 persen pangsa pasar ride hailing di Indonesia. Sementara pesaing terdekatnya, yaitu Grab menguasai 48 persen.

Berdasarkan perbandingan yang dilakukan Maybank Sekuritas pada 15 Juni 2023, GoCar lebih kompetitif dari GrabCar hingga 12 persen atau sekitar Rp80.000. Bahkan harga tersebut juga lebih kompetitif jika dibandingkan dengan taksi Blue Bird yang diperkirakan Rp103.000-Rp123.000.

Bisnis Baru

Ride Hailing sendiri merupakan langkah baru Lalamove agar tetap bisa bertahan lama di Indonesia. Pada tahun lalu, perusahaan juga memutar otak untuk mengejar pertumbuhan. .

Lalamove menangkap peluang ini menjadi bisnis yang menguntungkan bagi sejumlah pengusaha armada. 

Lalamove menyewakan sejumlah kendaraan untuk perusahaan logistik. Pasalnya, sektor logistik memiliki permintaan lebih stabil dan konstan dibandingkan dengan rental kendaraan perjalanan pribadi yang sangat fluktuatif tergantung pada musim tertentu. 

“Jika kendaraan tersebut tidak produktif dan jarang digunakan. Alhasil bukan pendapatan yang diterima, melainkan pengeluaran sebab harus membayar biaya perawatan. Lalamove punya solusinya,” tulisnya dikutip dari situs resmi Lalamove, Rabu (3/5/2023). 

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper