RI Tutup Permanen Akses Internet ke Kamboja dan Filipina, Imbas Judi Online

Rika Anggraeni
Kamis, 25 Juli 2024 | 14:27 WIB
ILUSTRASI JUDI ONLINE Warga mengakses platform judi online di Jakarta, Rabu (24/1/2024). JIBI/Bisnis/Arief Hermawan P
ILUSTRASI JUDI ONLINE Warga mengakses platform judi online di Jakarta, Rabu (24/1/2024). JIBI/Bisnis/Arief Hermawan P
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) menegaskan bahwa akses internet dari dan ke Kamboja serta Davao Filipina ditutup secara permanen hingga praktik perjudian online 

Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi mengatakan pemutusan berlangsung dalam waktu yang tidak ditentukan. 

“[Akses internet ditutup] Selama-lamanya, sampai aktivitas perjudian online ini berhenti, dong. Karena ada 70.000 lebih orang Indonesia di Kamboja,” kata Budi.

Perlu diketahui, Menkominfo melalui surat B-1678/M.KOMINFO/PI.02.02/06/2024 tertanggal 21 Juni 2024 meminta seluruh Penyelenggara Jasa Telekomunikasi Layanan Gerbang Akses Internet (Network Access Point/NAP) untuk memutus akses internet yang diduga digunakan untuk judi online ke Kamboja dan Filipina. 

Budi mengaku penutupan akses internet yang dilakukan Indonesia dari dan ke Kamboja dan Davao Filipina berjalan efektif. “Artinya tidak ada lagi jalur komunikasi dari Kamboja ke Indonesia, berkurang drastis. Ini sudah mengurangi 50% [akses masyarakat pada situs akses judi online] yang kami lakukan saat ini,” jelasnya.

Adapun, Budi menjelaskan bahwa perang melawan judi online merupakan bagi dari pemerintah menyelamatkan negara dan masyarakat.

Lebih lanjut, Budi menyebut bahwa Filipina sendiri sudah mengumumkan bahwa mereka akan melarang praktik judi online.

“Filipina itu sudah mengumumkan dia mau larang [judi online]. Kalau kami kan sudah dilarang, tinggal dibersihkan. Karena judi online ini dampaknya sangat buruk bagi perekonomian negara, masyarakat, dan keluarga,” ujarnya.

Sebelumnya diberitakan, regulator perjudian Filipina akan mencabut izin operasional perusahaan judi online luar negeri, yang sebagian besar dari China.

Selain itu, regulator juga akan bekerja sama dengan penegak hukum untuk membasmi para operator tersebut.

Penutupan ini sejalan dengan langkah Presiden Ferdinand Marcos yang memberikan waktu kepada regulator untuk menutup Philippine Offshore Gaming Operators (POGO) yang diduga memiliki hubungan dengan kegiatan kriminal. Adapun, Presiden memberikan batas waktu hingga akhir tahun.

“Tidak ada masalah dalam menutup POGOs karena saya dapat meminta keamanan nasional dan perintah presiden,” kata ketua Philippine Amusement and Gaming Corp (PAGCOR) Alejandro Tengco seperti dikutip Reuters, Rabu (24/7/2024).

PAGCOR sendiri merupakan badan regulasi yang bekerja di kantor presiden.

Perlu diketahui, industri judi online menjamur di Filipina sejak 2016 karena operator memanfaatkan undang-undang liberal untuk menargetkan pelanggan di China. Warga dari Negeri Panda gemar berjudi, namun dilarang pemerintah.

Tercatat, jumlah POGO di Filipina sempat mencapai 300 operator, namun banyak perusahaan tutup atau pindah akibat pandemi dan ketatnya aturan pajak. Kini hanya tersisa 42 POGO yang beroperasi dengan izin, yang secara langsung dan tidak langsung mempekerjakan sekitar 63.000 pekerja Filipina dan asing.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Rika Anggraeni
Editor : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper