Bisnis.com, JAKARTA — Saham emiten telekomunikasi, mulai dari PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) hingga PT Indosat Tbk. (ISAT) atau Indosat Ooredo Hutchison (IOH) bergerak fluktuatif dan cenderung ditutup menguat saat insiden Brain Cipher ransomware menyerang Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 di Surabaya.
Diketahui, Indonesia memiliki 3 PDNS yang berlokasi di Serpong, Surabaya dan Batam. PDNS 1 Serpong dikelola oleh Lintasarta, anak usaha Indosat.
Sementara itu PDNS 2 Surabaya dikelola oleh Telkomsigma anak usaha Telkom, adapun PDNS 3 di Batam dikelola oleh Telkom.
Hampir tiga pekan serangan Brain Cipher ransomware melumpuhkan sistem layanan PDNS 2 yang dikelola PT Sigma Cipta Caraka (Telkomsigma) pada 20 Juni 2024.
Teranyar, VP Legal & Compliance Telkomsigma Reza Topobroto mengatakan bahwa hingga saat ini Telkomsigma selaku salah satu bagian dari kerjsa sama operasi (KSO) terus aktif mendukung langkah Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) dan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), serta mitra terkait lainnya dalam upaya pemulihan (recovery) data secara intensif.
“Melalui aktivasi crisis center SCC yang beroperasi 24x7 Always On, serta memastikan pemulihan layanan dapat dikendalikan dengan efektif dan aman,” kata Reza kepada Bisnis, Rabu (10/7/2024).
Selain itu, Reza menyampaikan bahwa Telkomsigma juga fokus melaksanakan prosedur Disaster Recovery Plan (DRP) dan menunggu hasil digital forensik dari badan yang ditunjuk pemerintah.
Berikut adalah pergerakan saham emiten telekomunikasi saat PDNS 2 lumpuh selama tiga pekan:
1. Telkom (TLKM)
Saat insiden serangan ransomware terjadi, saham PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) ditutup di zona hijau di harga Rp2.840 atau naik 0,35% pada Kamis (20/6/2024). Pergerakan harga saham TLKM terpantau bergerak fluktuatif meski masih berada di zona hijau.
Namun, harga saham TLKM mulai terkoreksi pada 1–4 Juli 2024, dengan penurunan tajam terjadi pada Kamis (4/7/2024) di level Rp2.960 atau merosot 2,31%. Meski demikian, menutup akhir pekan, harga saham TLKM kembali menguat di level Rp3.020 pada Jumat (5/7/2024).
Sementara itu, harga saham TLKM pada penutupan perdagangan sesi pertama hari ini, Kamis (11/7/2024), masih bertengger di zona hijau dengan harga Rp3.180 atau menguat 0,63%. Kapitalisasi pasar atau market TLKM mencapai Rp315,02 triliun.
Adapun selama periode 20 Juni hingga 11 Juli 2024, saham Telkom masih naik 7,8%.
2. Indosat (ISAT)
Sama seperti TLKM, harga saham PT Indosat Tbk. (ISAT) atau Indosat Ooredo Hutchison (IOH) ditutup menguat pada perdagangan Kamis (20/6/2024). Kala itu, harga saham ISAT berada di harga Rp10.250, atau menguat 1,74%.
Saham ISAT terus menguat, namun jatuh di level Rp10.350 atau turun 1,43% pada 25 Juni 2024. Pada 27 Juni, harga saham ISAT kembali terkoreksi 0,72% ke level Rp10.350 seusai rebound di harga Rp10.425 pada 26 Juni 2024.
Sampai dengan penutupan perdagangan sesi pertama hari ini, saham ISAT menguat 4,55% ke level Rp11.500 dengan market cap sebesar Rp92,72 triliun.
Adapun selama periode 20 Juni 2024 hingga 11 Juli 2024 pukul 12.00 WIB, saham Indosat mengalami lesatan yang lebih tinggi dibandingkan Telkom yaitu 10,31%
Sementara itu saham XL Axiata dan FREN juga mengelami pergerakan dalam beberapa pekan terakhir.
3. XL Axiata (EXCL)
Harga saham PT XL Axiata Tbk. (EXCL) menutup perdagangan di harga Rp2.140 atau menguat 0,47% pada saat insiden serangan terjadi.
Pada 28 Juni 2024, saham EXCL ditutup dengan koreksi paling dalam di harga Rp2.160 atau turun 1,82%. Sementara itu, saham EXCL menguat yang terjaga di level Rp2.300 atau naik 1,32% pada sesi pertama perdagangan hari ini dengan market cap mencapai Rp30,20 triliun.
4. Smartfren (FREN)
Berikutnya, PT Smartfren Telecom Tbk. (FREN) juga menutup perdagangan pada Kamis (20/6/2024) di zona hijau, yakni menguat 4,76% ke level Rp44.
Saham FREN yang sedang dalam notasi pemantauan itu bergerak fluktuatif. Namun, harga saham FREN terjun ke level 38 dengan koreksi menyentuh 9,52% pada Jumat (28/6/2024).
Meski begitu, pada penutupan perdagangan di sesi pertama hari ini, saham FREN menguat di harga Rp32 atau naik 3,23% dengan market cap mencapai Rp15,25 triliun.