Hati-hati! Peretas Bikin Jaringan WiFi Gratis di Pesawat, Bidik Data Penumpang

Leo Dwi Jatmiko
Rabu, 3 Juli 2024 | 12:12 WIB
Logo WiFi/Dok. Kaspersky
Logo WiFi/Dok. Kaspersky
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Anda harus hati-hati ketika menggunakan WiFi di pesawat komersial. Bisa jadi jaringan WiFi tersebut merupakan jaringan WiFi tiruan yang dibuat oleh peretas atau hacker seperti yang terjadi di Australia.

Kepolisian Federal Australia belum lama mendakwa pria karena mengumpulkan data penumpang pada sebuah penerbangan komersial. Hal itu terungkap setelah karyawan di maskapai tersebut menemukan jaringan WiFi mencurigakan saat penerbangan. Karyawan maskapai kemudian melapor. 

Setelah mendapat laporan, Penyelidik AFP menggeledah barang bawaan seorang pria berusia 42 tahun dan menyita beberapa perangkat serta menemukan data pribadi orang lain bersama dengan halaman WiFi palsu.

“Penyidik ​​​​menggeledah barang bawaan pria itu saat ia kembali ke Bandara Perth dengan penerbangan dari negara bagian lain pada tanggal 19 April 2024, dan menyita perangkat akses nirkabel portabel, laptop, dan ponsel dari tas tangan. Mereka juga menggeledah rumahnya di Palmyra,” Kepolisian Federal Australia. 

Laporan Cyberews menyebutkan polisi menduga pria itu menciptakan jaringan WiFi gratis 'kembaran' untuk membujuk korban yang tidak curiga agar terhubung. Sementara itu, pengguna akan terhubung ke jaringan tersebut, karena mengira mereka menggunakan layanan yang sah.

Kepolisian menduga bahwa ketika orang mencoba menghubungkan perangkat mereka ke jaringan WiFi gratis, mereka diarahkan ke halaman web palsu yang mengharuskan mereka masuk menggunakan email atau akun media sosial.

Rincian tersebut kemudian diduga disimpan di perangkat pria tersebut.

Sebelumnya, Perusahaan keamanan siber Kaspersky mengungkapkan motif kejahatan siber di era ini sudah berganti dari mencari ketenaran menjadi meraup keuntungan.

Banyak pencurian data saat ini yang berakhir pada permintaan uang tebusan. Sementara menjadi terkenal adalah sebuah bonus semata.

Para peretas bekerja sama dalam grup untuk mencari celah keamanan sebuah sistem. Kemudian, saat sudah berhasil dan mendapatkan uang tebusan, nantinya uang tersebut akan dibagi-bagikan. 

Tidak jarang saat uang tebusan sudah diberikan, tetapi data-data yang dicuri tidak dikembalikan. 

Banyak peretas yang juga sudah menggunakan file APK ataupun pesan Whatsapp untuk mendapatkan akses dari ponsel korbannya. Kemudian, dalam waktu yang cukup sebentar, uang di rekening bisa hilang begitu saja. 

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Leo Dwi Jatmiko
Editor : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper