Bisnis.com. JAKARTA - Teknologi kelima atau 5G disebut akan menjadi pendorong hadirnya solusi kecerdasan buatan (AI) yang lebih mumpuni. Namun, peluang tersebut baru dapat dirasakan setelah melewat sejumlah tantangan.
Director Ericsson Indonesia, Roni Nurmal Darmayusa mengatakan bahwa pemanfaatan kecerdasan buatan harus ditopang dengan infrastruktur jaringan yang memadai seperti 5G.
Dengan kecepatan layanan yang lebih tinggi di atas 4G dan masif IoT yang ditawarkan oleh teknologi, 5G dapat menghadirkan solusi AI yang lebih baik.
“Jadi jika sudah ada 5G, industri teknologi dan telekomunikasi bisa mudah untuk menerapkan AI yang mumpuni,” kata Roni dalam siaran pers, Senin (24/6/2024).
Sementara itu, Direktur Penataan Sumber Daya Dirjen SDPPI Kominfo RI Denny Setiawan mengatakan pemerintah bakal menggelar lelang frekuensi 700 MHz dan 2,6 GHz pada tahun ini.
Salah satu tujuannya untuk meningkatkan kualitas layanan 5G di Tanah Air, dengan harapan industri AI turut terdampak.
Mengutip data dari Kearney, kata Denny, kontribusi AI terhadap perekonomian dunia mencapai US$366 miliar. Kemudian, sebanyak 50% responden dalam riset Forbes mengaku telah menggunakan AI untuk layanan customer service, keamanan siber hingga penanganan penipuan.
“Kami tentu ingin secepatnya untuk mendukung meningkatnya jaringan telekomunikasi dan teknologi di Indonesia, tetapi aturannya (lelang) masih terus kami godok,” ujarnya.
Denny menambahkan meski terdapat peluang, tantangan dalam mengembangkan AI juga cukup besar.
Dia mengatakan kebutuhan akan tenaga kerja yang memiliki keterampilan dalam AI dan analisis data masih sangat tinggi, sedangkan ketersediaan sumber daya manusia yang kompeten di bidang ini masih terbatas di Indonesia.
Selain itu, implementasi AI membutuhkan investasi yang signifikan dalam hal perangkat keras, perangkat lunak, serta pelatihan karyawan. Hal ini dapat menjadi penghalang terutama bagi usaha kecil dan menengah (UKM).
"Tantangan lainnya, diseminasi informasi menggunakan AI berisiko pemberian informasi yang kadaluarsa (outdated) bahkan tidak sesuai (misleading)," kata Denny.
Vice President Technology Strategy and Consumer Product Innovation Telkomsel, Ronald Limoa mengatakan bahwa Indonesia masih tertinggal dari negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura, termasuk dalam pemanfaatan AI.
Indonesia butuh dorong yang lebih kuat untuk mengakselerasi teknologi 5G.
“Mungkin butuh beberapa tahun lagi untuk mengejar ketertinggalan terkait pemanfaatan AI,” katanya. (Muhammad Diva Farel Ramadhan)