Dosen UMM Berhasil Kembangkan Ayam Kampung Super, ini Kemampuannya

Choirul Anam
Selasa, 21 Mei 2024 | 23:59 WIB
Dosen Fakultas Pertanian-Peternakan Universitas Muhammadiyah, Suyatno, saat memberikan keterangan pada wartawan, Selasa (21/5/2024). Istimewa
Dosen Fakultas Pertanian-Peternakan Universitas Muhammadiyah, Suyatno, saat memberikan keterangan pada wartawan, Selasa (21/5/2024). Istimewa
Bagikan

Bisnis.com, MALANG—Dosen Fakultas Pertanian-Peternakan Universitas Muhammadiyah, Suyatno, berhasil mengembangkan ayam kampung baru yang mampu bertelur setiap hari.

Menurut dia, ayam kampung biasa, rata-rata hanya mampu bereproduksi 4 kali dalam setahun, dengan jumlah produksi telur sebanyak 60 butir. Hal ini karena ayam kampung biasa memiliki masa mengeram hingga istirahat selama beberapa waktu. Sedang ayam kampung yang dia kembangkan mampu memproduksi telur setiap hari tanpa memerlukan pejantan, seperti ayam ras. 

"Kami mencoba menyilangkan 4 jenis ayam kampung. Ada ayam kampung putih, ayam lurik merah, ayam wareng, dan ayam dari Tengger Semeru atau ayam Ranupane, kita silangkan dengan banyak silangan, akhirnya kami temukan yang paling bagus tadi, dan jadi final stock, yang kita beri nama UMMchick," ucapnya di sela-sela Seminar Hasil Penelitian untuk Disertasi, Selasa (21/5/2024). 

Ayam kampung super ini, kata dia,  mampu menghasilkan telur lebih dari 60% HDP (Hen Day Production) atau produksi telur harian. "Jadi kalau ada ayam 100, yang bertelur 80, berarti 80%. Lah ini mampu 60%. Kalau ayam kampung biasa bahkan tidak sampai 40%, jadi kecil sekali," jelasnya. 

Untuk bisa menghasilkan ayam kampung super ini, dia melakukan penelitian yang cukup Panjang, yakni sekitar 4 tahun, atau sejak 2019. Hasil penelitian ini  akan disosialisasikan kepada masyarakat yang ingin beternak ayam kampung petelur. 

"Final stock yang saya hasilkan ini tanpa pejantan sudah bisa bereproduksi. Telurnya masih khas ayam kampung. Secara bentuk, warna, dan kualitasnya masih murni ayam kampung," tegasnya. 

Meski bisa bertelur setiap hari, ayam kampung super ini tetap punya siklus produksi. Dimana pada masa tertentu, ayam tersebut akan berhenti bertelur. 

"Ayam itu ada siklusnya, mulai dari produksi rendah, sedang, tinggi atau puncak, terus  turun, terus berhenti dulu, rontok bulu. Kalau bahasa jawanya ngurak. Baru produksi lagi, nanti akan terus begitu," jelasnya. 

Dia mengklaim, jenis ayam kampung super yang dia temukan ini adalah masih satu-satunya di dunia. Pihaknya berharap, hasil penelitian ini bisa bermanfaat bagi banyak orang, utamanya untuk menaikkan perekonomian para peternak ayam kampung petelur, serta meningkatkan daya saing ayam kampung.

Salah satu penguji disertasi tersebut, Prof. Asmah Hidayati, berharap penelitian yang diciptakan oleh Suyatno ini tak berhenti sampai disini saja. Karena pengembangan strain ayam kampung baru dengan produktivitas lebih tinggi pasti dibutuhkan di masa depan. 

"Kalau nanti bisa menciptakan strain dengan tingkat produktivitas 100% tentu akan lebih bagus lagi. Ini juga pasti dibutuhkan masyarakat luas,” ucapnya.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper