Bisnis.com, JAKARTA - Layanan perusahaan telekomunikasi Biznet, Biznet Gio Cloud disebut mengalami kebocoran 154.091 data pengguna yang terdiri atas nama lengkap, email, saldo, password hash, alamat, NPWP, nomor HP, dan sejumlah data lainnya.
Peretas mengeklaim bahwa sampel data bocor dari Biznet Gio Cloud, sekitar 99,65%, adalah data yang valid.
Menurut informasi yang didapatkan Founder Ethical Hacker Indonesia Teguh Aprianto, peretas Blucifer yang mengaku sebagai karyawan Biznet ini sudah mengancam untuk membocorkan data perusahaan, jika regulasi fair usage policy (FUP) masih berlaku hingga 25 Maret 2024.
“Seperti yang dijanjikan, saya akan mempublikasikan data internal Biznet Gio jika Biznet masih belum menghentikan FUP hingga 25 Maret 2024. Dan kini, waktunya sudah tiba. Saya harap kebocoran data ini bisa menjadi pelajaran Biznet untuk lebih berhati-hati dalam membuat kebijakan,” ujar Blucifer dalam informasi yang didapatkan Teguh Aprianto.
Sebelumnya Biznet sempat mendapat serangan siber dari Blucifer pada Maret 10 Maret 2024 atau 15 hari lalu. Saat itu diduga ada 380.000 data pengguna Biznet yang dibocorkan pelaku. Motifnya sama yaitu meminta FUP dihapus.
Adapun pada suratnya pada (25/3/2024), Blucifer kembali mengancam Biznet untuk menghentikan kebijakan FUP, hingga 7 April 2024.
Jika hal tersebut tidak dilakukan sampai tenggat waktu yang diberikan, dirinya akan membocorkan detail VM dari Biznet Gio, termasuk alamat IP, user, password, key pair, dan lain-lain.
“Data yang dibocorkan juga termasuk data internal OpenStack. Jika hal tersebut terjadi, akan ada kerusakaan yang melanda infrastruktur Biznet. Jadi saya berharap Biznet dapat bertindak bijak dan menghapus FUP tersebut sebelum terlambat,” ujar Blucifer.
Lebih lanjut, Blucifer juga mengancam akan menyebarkan data pelanggan pada para konsumen Biznet Gio, agar kepercayaan mereka hilang.
Blucifer mengaku, Biznet Gio sudah tidak lagi menjadi tempat penyimpanan data cloud yang dapat dipercaya sejak kebijakan FUP diterbitkan. Lebih lanjut, karyawan Biznet juga banyak yang kecewa pada perusahaan dan memutuskan untuk meninggalkan perusahaan.
“Manajemen Biznet sangat sombong dan tidak mendengarkan suara dari karyawan dan konsumen. Biznet sudah menjadi perusahaan yang tidak lagi mementingkan kepentingan konsumen dan tidak ramah karyawan. Biznet menjadi kasar untuk mendapatkan profit lebih,” ujar Blucifer.
Diketahui pada (10/3/2024), Biznet Networks juga mengalami kebocoran 380 ribu data pengguna yang juga berupa nama pengguna, email, NIK, NPWP, nomor handphone, alamat, dan lain-lain.
Dalam keterangan yang diunggahnya, hacker mengaku melakukan tindakan tersebut karena tidak setuju dengan kebijakan terkait Fair Usage Policy (FUP).
"FUP membatasi akses internet untuk pelanggan yang menggunakan lebih dari 1TB data per bulan. Mereka tidak senang akan hal itu, dan aku menerima banyak komplain dari pelanggan," tulis sang hacker dalam suratnya.
Ia bahkan mengaku mendapat keluhan yang sama dari para karyawan lain mengenai kebijakan tersebut.