Bisnis.com, JAKARTA - Di media sosial, viral pembahasan tentang potensi kembalinya Selat Muria jika Demak dan Semarang terus menerus diterjang banjir.
Sebagaimana diketahui wilayah Demak terendam banjir selama beberapa hari terakhir. Tak hanya Demak, wilayah-wilayah sekitar Pantai Utara Jawa, seperti Semarang, Pati, dan Kudus mengalami banjir dengan ketinggian bervariasi.
Hingga Selasa, 19 Maret 2024, beberapa unggahan di media sosial melaporkan bahwa banjir yang melanda pesisir Jawa tersebut banyak yang belum surut.
Baca Juga Buka Bersama Tematik di Grand Edge Hotel Semarang-Bleusky dan Radja Art & Boutique Hotel Semarang |
---|
Bencana banjir di beberapa wilayah utara Jawa ini menyita perhatian publik. Beberapa teori bermunculan di media sosial, termasuk salah satunya teori soal keberadaan Selat Muria.
Meski demikian dari penelusuran Bisnis, ini bukan kali pertama teori tentang kemunculan Selat Muria menjadi pembicaraan di kalangan netizen dan masyarakat Jawa Tengah.
Pada tahun 2021 lalu, teori tentang kembalinya Selat Muria juga sempat viral. Bahkan menurut hasil prediksi yang dikeluarkan oleh Climate Central kemunculan Selat Muria akan membuat Kabupaten Demak dan beberapa daerah lainnya teredam air.
Apa itu Selat Muria?
Selat muria adalah cikal bakal munculnya kabupaten-kabupaten pantura, seperti Demak, Grobogan dan Pati.
Hilangnya selat muria ini diperkirakan terjadi pada abad ke-17 karena sedimentasi yang menyebabkan bersatunya Gunung Muria dan Pulau Jawa.
Selat Muria merupakan perairan purba yang kemudian mengalami pendangkalan dari proses sedimentasi material beberapa sungai yang bermuara di daerah yang sekarang disebut Grobogan, Demak, Kudus, dan Pati.
Selain itu, pendangkalan itu juga disebabkan karena longsoran letusan Gunung Muria.
Namun dengan fenomena banjir yang melanda pesisir Jawa itu belakangan ini, Selat Muria diperkirakan akan muncul lagi meski banyak yang berharap hal itu tidak terjadi.