Bisnis.com, JAKARTA - Federal Communications Commission (FCC) atau badan regulator telekomunikasi Amerika Serikat (AS) baru saja meningkatkan standar untuk kecepatan internet (broadband) di AS menjadi 100 Mbps. Revisi definisi broadband dilakukan di tengah kondisi layanan internet yang belum optimal di area rural.
Dengan definisi baru ini, maka pengertian broadband di AS hanya berlaku jika kecepatan internet yang diberikan untuk unduh menyentuh 100 Mbps dan kecepatan unggah sebesar 20 Mbps, empat kali lipat dari standar sebelumnya yang ditetapkan pada tahun 2015, yang sebesar 25 Mbps.
Langkah ini dilakukan sebagai bagian dari penilaian tahunan FCC terhadap penyebaran telekomunikasi, yang mengevaluasi tidak hanya ketersediaan broadband internet tetapi juga keterjangkauan dan akses yang adil.
Keputusan Komisi mencerminkan kebutuhan yang berkembang dari rumah warga Amerika, serta kemajuan dalam teknologi dan permintaan konsumen.
Tahun lalu, Gedung Putih mengumumkan rencana untuk menginvestasikan US$42 miliar atau Rp657 triliun untuk akses internet universal pada tahun 2030.
Mengutip dari laporan FCC Senin (18/3/2024), meskipun dorongan ambisius ini untuk kecepatan yang lebih tinggi, terdapat fakta bahwa kesenjangan signifikan dalam penyebaran internet, terutama di daerah pedesaan dan tanah suku masih belum merata.
Data yang diambil Desember 2022 ini menunjukan bahwa sekitar 24 juta warga Amerika masih tidak memiliki akses layanan broadband terestrial tetap, dengan hampir 28% komunitas pedesaan dan 23% masyarakat di tanah suku tidak terkena dampaknya.
Selain itu, cakupan mobile 5G-NR juga gagal mencapai kecepatan minimum 35/3 Mbps di area kunci, meninggalkan sekitar 9% dari semua warga Amerika tanpa cakupan yang memadai.
Populasi pedesaan dan suku sekali lagi terkena dampak secara tidak proporsional, dengan hampir 36% di pedesaan dan 20% di tanah suku tidak memiliki akses internet mobile yang memadai.
Lebih mengkhawatirkan lagi adalah laporan bahwa 45 juta warga Amerika tidak memiliki akses baik ke layanan tetap berkecepatan tinggi maupun layanan mobile 5G-NR, menegaskan urgensi untuk mengatasi permasalahan ini.
Selain itu, sebuah target jangka pendek sebesar 1 Gbps per 1.000 siswa dan staf di sekolah telah ditetapkan, dengan 74% dari distrik sekolah saat ini memenuhi target ini.
Sebagai respons terhadap tantangan ini, FCC telah menetapkan tujuan jangka panjang yang ambisius, bertujuan untuk kecepatan internet lebar sebesar 1 Gbps untuk unduhan dan 500 Mbps untuk unggahan.
Meskipun keputusan FCC menandai langkah yang signifikan menuju menyamakan kesenjangan digital, itu juga menyoroti kebutuhan mendesak untuk tindakan lebih lanjut untuk memastikan bahwa semua warga Amerika memiliki akses ke konektivitas internet lebar yang andal dan berkecepatan tinggi. (Muhammad Diva Farel Ramadhan)