Pesawat Amerika Serikat Kembali Menginjakkan Kaki di Bulan

Crysania Suhartanto
Selasa, 27 Februari 2024 | 19:22 WIB
Ilustrasi Bulan penuh/unsplash
Ilustrasi Bulan penuh/unsplash
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Pesawat antariksa Odysseus asal Amerika Serikat kembali menginjakan kaki ke bulan, setelah lebih 50 tahun kerap mengalami kegagalan. Terakhir kali Amerika mendarat di bulan pada misi Apollo 17 tahun 1972.

Dikutip dari laman NASA, pesawat dari perusahaan swasta Intuitive Machines berhasil mendarat dengan tegak pada 22 Februari 2024, walaupun sinyal telekomunikasi yang sampai ke Bumi cukup lemah. Diketahui, dana yang digelontorkan NASA untuk proyek ini mencapai US$118 juta atau Rp1,8 triliun.

“Apa yang dapat kami pastikan, tanpa keraguan, adalah peralatan kami berada di permukaan bulan,” kata direktur misi Tim Crain di pusat kendali perusahaan di Houston, dikutip dari AP.

Diketahui, sebelum pendaratan ini terjadi, sempat ada situasi yang cukup menegangkan. Beberapa jam sebelum pendaratan di Bulan,  sistem navigasi laser pendarat sempat mengalami kegagalan. 

Alhasil, saat itu tim kendali penerbangan perusahaan harus menerapkan sistem laser eksperimental NASA, dengan pendarat mengambil putaran ekstra mengelilingi bulan untuk memberikan waktu untuk peralihan pada menit-menit terakhir.

Dengan perubahan rencana tersebut, akhirnya Odysseus perlahan turun ke permukaan Bulan dan mencari tempat yang relatif datar, di daerah Kutub Selatan.

Namun, hingga waktu pendaratan berlalu, belum ada sinyal dari pesawat ulang alik tersebut. Kebetulan memang sinyal dari bulan ke ruang pusat kendali berjarak 400.000 kilometer atau sejauh 10 kali mengelilingi Bumi.

Adapun setelah hampir 15 menit dari waktu pendaratan yang seharusnya, sinyal dari para astronot akhirnya diterima, walaupun sangat lemah.

Pendaratan tersebut menempatkan AS kembali ke permukaan Bulan untuk pertama kalinya, sejak penjelajah bulan Apollo yang terkenal dari NASA pada 1969. Adapun Intuitive Machines juga menjadi perusahaan swasta pertama yang melakukan pendaratan di bulan.

Adapun sampai 2023, hanya ada lima negara yang sudah pernah menginjakan kaki di Bulan, yakni Amerika Serikat, Uni Soviet, China, Jepang, dan India. 

Sebelumnya, perusahaan AS lainnya, Astrobotic Technology sempat mencoba mendaratkan pesawat di Bulan, tetapi tidak pernah berhasil, dan roket tersebut justru jatuh kembali ke Bumi.

Kendati demikian, Astrobotic lah salah satu perusahaan pertama yang mengucapkan selamat atas pendaratan tersebut. “Sebuah pencapaian yang luar biasa. Kami tidak sabar untuk bergabung dengan Anda di permukaan bulan dalam waktu dekat,” kata perusahaan itu melalui X.

Ternyata meskipun ada perbaikan cepat, pendarat berkaki enam setinggi 13 kaki (4 meter) itu “terperangkap satu kaki di permukaan dan terjungkal,” kata CEO Intuitive Machines Steve Altemus dalam pembaruannya. Namun pendaratan miring hanya berdampak sebagian pada keberhasilan misi pesawat ruang angkasa.

“Kendaraan stabil, dekat atau di lokasi pendaratan yang kami tuju. Kami memang memiliki komunikasi dengan pendarat,” kata Altemus saat konferensi pers, Minggu (25 Februari). “Jika Anda mengingat kembali masa-masa Apollo, tidak ada satu misi pun yang berjalan sempurna sehingga Anda harus bisa beradaptasi.”

Posisi pendarat tidak ideal, namun masih bisa berfungsi, dengan beberapa panel surya mengarah ke matahari dan beberapa antena mengarah ke stasiun bumi di Bumi, kata Altemas. Namun antena lain posisinya kurang baik.

“Namun, kami memiliki antena yang diarahkan ke permukaan [bulan], dan antena tersebut tidak dapat digunakan untuk transmisi kembali ke Bumi,” tambahnya. Kemampuan kita untuk berkomunikasi dan mendapatkan data yang tepat, sehingga kita mendapatkan semua yang kita perlukan untuk misi ini, menurut saya, adalah hal yang paling dikompromikan jika kita berada di pihaknya.”

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper