Ericsson Berencana PHK Karyawan Lagi, 5G Kurang Laku

Crysania Suhartanto
Rabu, 24 Januari 2024 | 12:00 WIB
Siluet pengunjung pada pameran “Do Zone” Ericsson Indonesia di Jakarta, Selasa (17/4/2018)./JIBI-Nurul Hidayat
Siluet pengunjung pada pameran “Do Zone” Ericsson Indonesia di Jakarta, Selasa (17/4/2018)./JIBI-Nurul Hidayat
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Perusahaan teknologi asal Swedia Ericsson berencana kembali melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) karyawan untuk meningkatkan bisnisnya di tengah kinerja perusahaan yang merugi dan penetrasi 5G yang lambat.

Dikutip dari Reuters, diprediksi akan ada penurunan permintaan untuk peralatan 5G, produk yang kini menjadi andalannya. 

Setelah beberapa tahun permintaan peralatan 5G tinggi, pembelian oleh penyedia telekomunikasi melambat tahun lalu, mendorong perusahaan seperti Ericsson dan Nokia, membuka pilihan untuk memberhentikan ribuan karyawan guna menghemat biaya.

Diketahui, sumber pendapatan utama Ericsson adalah pasar di Amerika Utara tengah mengalami perlambatan. Selain itu, India yang kerap menjadi pasar favorit Ericsson juga diprediksi akan mengalami perlambatan penjualan.

“Kami memperkirakan ketidakpastian pasar saat ini akan berlanjut hingga 2024 dengan penurunan lebih lanjut pasar RAN (Radio Access Network) di luar Tiongkok karena pelanggan kami masih berhati-hati. Lalu, laju investasi juga sudah kembali normal di India,” ujar CEO Ericsson Börje Ekholm, dikutip dari Reuters, Rabu (24/1/2024).

Chief Financial Officer Carl Mellander mengatakan Ericsson masih berpotensi melakukan PHK sebagai upaya efisiensi biaya perusahaan. Namun, kata Carl, perusahaan masih belum mengidentifikasi jumlah karyawan atau berapa biaya yang harus dihemat.

Diketahui, laba operasional Ericsson mengalami penurunan dari 8,08 miliar krona atau Rp12,1 triliun pada 2022 menjadi 7,37 krona atau Rp11 triliun pada 2023. Lebih lanjut, walaupun penjualan bersih sudah melebihi prediksi, tetapi hasilnya masih mengalami penurunan sekitar 16%. Lebih lanjut, pendapatan Ericsson juga mengalami penurunan 3% menjadi 264,4 miliar krona.

Sebagai informasi, tahun 2023 merupakan tahun yang sulit bagi industri telekomunikasi, khususnya penyedia infrastruktur 5G. Pasalnya, setelah bertahun-tahun permintaan meninggi, pada 2023, permintaan pada produk infrastruktur pun melabat.

Hal ini tidak hanya dirasakan oleh Ericsson, melainkan juga Nokia. 

Pada Febuari 2023, Ericsson sempat melakukan efisiensi pada 1.400 karyawannya di Swedia untuk mengefisiensi biaya hingga US$880 juta. Lalu, pada Oktober 2023 giliran Nokia yang PHK dengan jumlah fantastis 14.000 orang atau 16% dari seluruh karyawan.

Kendati demikian, Ericsson optimistis penjualan di semester II/2024 akan membaik. Salah satunya dengan adanya kesepakatan pembangunan jaringan telekomunikasi Open-RAN yang dilangsungkan oleh AT&T

Lebih lanjut, CEO Ericsson Börje juga mengatakan keoptimisannya. Menurutnya, setiap ada penurunan besar di pasar seluler, ke depannya pasti akan naik lagi. 

“Operator dapat menghabiskan banyak aset namun pada akhirnya harus berinvestasi untuk mengelola pertumbuhan lalu lintas data, biaya, penggunaan energi dan, tentu saja, kualitas jaringan, serta memberikan pengalaman yang diinginkan pelanggan kepada pelanggan,” ujar Börje.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper