Bisnis.com, JAKARTA - Wakil Menteri Kementerian Komunikasi dan Informatika (Wamenkominfo) Nezar Patria optimistis Indonesia berpotensi mengalahkan Singapura soal industri kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI).
Nezar mengatakan hal ini dapat tercapai jika terjalin kerja sama strategis antara pemerintah, startup AI Indonesia, perusahaan-perusahaan teknologi AI global, dan pemangku kepentingan terkait AI lainnya.
Selain itu, lanjutnya, peraturan pemerintah juga akan mengambil andil besar dalam keberhasilan pemanfaatan AI.
“Bisa [mengalahkan Singapura]. Yang dibutuhkan sekarang adalah keputusan-keputusan strategis dari pemerintah tentang pengembangan AI. Tentu saja pemerintah tidak sendiri di sini, tetapi berkolaborasi dengan perusahaan-perusahaan teknologi,” ujar Nezar kepada Bisnis Jumat (19/1/2024).
Nezar mengatakan hal itu di sela-sela acara Sarasehan Nasional AI yang diselenggarakan oleh Kemenkominfo, Elsam, Atma Jaya, dan Bisnis Indonesia.
Pada acara Sarasehan Nasional AI tersebut, sejumlah perusahaan dan lembaga pemerintahan memberikan komitmen dan dukungan secara sukarela pada Surat Edaran Menteri Komunikasi dan Informatika (SE Menkominfo) tentang Etika Kecerdasan Buatan.
Acara ini dihadiri para pemangku kepentingan mulai dari pemerintah, ahli, kelompok masyarakat sipil, dan praktisi industri teknologi. Beberapa stakeholder tersebut antara lain Microsoft, IBM, Telkomsel, Huawei, BRIN, AWS, Feedloop, Botika, BSSN, Alibaba, Goto, serta beberapa perwakilan negara asing seperti Kedutaan Besar Amerika Serikat dan Kedutaan Besar Singapura.
Nezar melanjutkan mengaku potensi AI di Indonesia terlihat dari banyaknya perusahaan rintisan (startup) berbasis AI yang dikembangkan anak-anak bangsa. Menurutnya, Indonesia merupakan negara yang sangat dinamis dan antusias pada AI.
“Saat ini ada 72 startup yang mengadopsi AI, itu saya kira angka yang lumayan agresif, dan itu akan terus berkembang. Itu baru yang mengembangkan AI, belum yang menggunakan AI, itu lebih banyak lagi,” ujarnya.
Nezar melanjutkan Indonesia dapat memanfaatkan jumlah potensi talenta digital yang sangat banyak. Menurutnya, dari 287 juta warga negara Indonesia, pasti ada yang berpotensi dapat mengembangkan AI dan membuat Indonesia menjadi makin maju.
Nezar melanjutkan ada banyak perusahaan asing pengembang AI yang programmer-nya merupakan orang Indonesia. Salah satunya, katnaya, adalah perusahaan teknologi DeepMind di Inggris yang tengah mengembangkan Artificial General Intelligence (AGI).
Oleh karena itu, menurut Nezar, para diaspora sebenarnya bisa untuk ditarik untuk mengembangkan AI di Tanah Air, jika kesempatan mereka terbuka dan hal-hal yang didapatkannya di luar negeri, juga didapatkan di Indonesia.
“Artinya ekosistemnya harus kita buat, harus kita ciptakan agar Indonesia bisa menjadi habitat buat para pengembang-pengembang AI ini,” ujar Nezar.