Startup Edutech Disarankan Bidik Pasar Eksper Demi Keberlanjutan

Crysania Suhartanto
Jumat, 5 Januari 2024 | 14:37 WIB
Ilustrasi Startup. Bisnis/Arief Hermawan P
Ilustrasi Startup. Bisnis/Arief Hermawan P
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Pengamat melihat perusahaan rintisan (startup) edukasi berbasis teknologi (edutech) yang masih bisa bertahan hanyalah perusahaan yang menyasar segmen eksper (advanced). 

Pengamat teknologi sekaligus Ketua Umum Indonesia Digital Empowering Community (Idiec) Tesar Sandikapura mengatakan pelatihan level pemula akan memerlukan banyak praktek, sehingga lebih mudah dilakukan secara langsung (offline).

“Kelas-kelas yang udah advance lebih cocok ke online, karena dia cuma untuk lebih tahu deep kan, cuma dengar, dan dia langsung dapet intisarinya. Namun, kalau yang baru belajar malah gak cocok, dia harus hadir, diajarin langsung sama gurunya,” ujar Tesar kepada Bisnis, Jumat (5/1/2023).

Selain itu, kata Tesar startup edukasi berbasis teknologi juga tidak bisa menyasar pasar pengajaran advance yang berlangsung dengan intensif. 

Adapun jika memang masih ada kelas online-nya, biasanya kelas tersebut hanyalah rekaman dan online tidak menjadi metode pembelajaran utama.

Menurutnya, saat ini masyarakat sudah kembali beraktifitas secara offline, sehingga jika diadakan kelas online tidak akan terlalu efektif. 

Tesar mengaku, saat ini masyarakat mencari kelas online hanya untuk meningkatkan kemampuan seperti melalui pertemuan online atau webinar dan bukan untuk sertifikasi. 

Sebagai informasi, startup edukasi-teknologi Zenius memutuskan tutup sementara usai 20 tahun beroperasi di Indonesia, karena tantangan operasional.

“Kami mengambil langkah strategis untuk menghentikan operasi secara sementara, tetapi kami menjamin bahwa kami tidak akan berhenti berusaha untuk menjalankan dan mewujudkan visi untuk merangkul Indonesia yang cerdas, cerah, dan asik,” tulis dalam keterangan resmi Zenius, dikutip Kamis (4/1/2023). 


Zenius mengawali perjalanan mereka dengan cukup cemerlang. Pada Juli 2020, Zenius menyambut tahun ajaran 2020/2021, dengan melakukan rebranding, mengubah logo, visual, dan tagline mereka untuk menandai evolusi merek.

Setahun setelahnya, Alpha JWC, modal ventura yang juga mendanai Kopi Kenangan bekerja sama dengan modal ventura asal Singapura, OpenSpace Venture pun menyuntikan pendanaan pra-seri B. 

Satu tahun setelahnya, Zenius kembali mendapatkan suntikan dana dari MDI Ventures, modal ventura milik Telkom untuk jumlah yang tak disebutkan. 

Pendanaan tersebut digunakan untuk mendukung pengembangan lebih lanjut dan perluasan ekosistem pembelajaran Zenius. 

Namun rupanya, apa daya pendanaan yang masuk tersebut tak mampu menyelamatkan Zenius di tengah musim dingin perusahan teknologi yang banyak mengguncang startup teknologi.

Pada Agustus 2022, platform edutech tersebut sempat berusaha untuk bertahan dengan melakukan reorganisasi dan memangkas jumlah karyawan dengan jumlah yang dikabarkan mencapai ratusan.

Namun, perampingan itu tidak berhasil menyelamatkan perusahaan, sampai pada Januari 2024, Zenius memutuskan berhenti beroperasi.

Berdasarkan rangkuman dari Alpha JWC, saat ini masih ada 9 startup edutech di Indonesia, yakni Colearn, Cakap, Pintek, Harukaedu, Gredu, Circledoo, Pahamify, Bahaso, dan Squiline.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper