Ambisi Modal Ventura Pacu Valuasi Disebut Jadi Penyebab Zenius Cs Tutup

Crysania Suhartanto
Kamis, 4 Januari 2024 | 16:27 WIB
Ilustrasi Startup. Bisnis/Arief Hermawan P
Ilustrasi Startup. Bisnis/Arief Hermawan P
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Tutupnya perusahaan rintisan (startup), termasuk Zenius, disebut karena ambisi modal ventura yang terus mendesak perusahaan rintisan untuk berekspansi dan meningkatkan valuasi tanpa memikirkan kebutuhan pasar. 

Ketua Umum Indonesia Digital Empowering Community (Idiec) Tesar Sandikapura melihat startup setelah disuntikkan dana akan memiliki kecenderungan untuk fokus mengejar valuasi dan mengabaikan profit. 

Padahal, Tesar mengatakan dana yang disuntikkan itu suatu saat bisa habis. Alhasil, ketika hal itu terjadi dan perusahan belum memiliki profit, mereka bisa collapse.

“Mereka (modal ventura) yang menyuntikan duit, tetapi mereka tidak mau prediksi bahwa duit ini digunakan untuk dapat bertahan atau yang penting ke depannya valuasi perusahaan bisa dua kali lipat karena gue (modal ventura) mau exit,” ujar Tesar kepada Bisnis, Kamis (4/1/2023).

Sebagai informasi, Zenius sempat mendapat pendanaan dari Northstar Group, modal ventura yang dinahkodai Patrick Walujo sebesar US$20 juta pada 2009. Lalu pada Januari 2021, modal ventura Alpha JWC Venture bekerja sama dengan OpenSpace Venture turut menyuntikan pendanaan seri B.

Lebih lanjut, satu tahun setelahnya, Zenius kembali mendapatkan suntikan dana dari modal ventura milik Telkom, MDI Venture dengan jumlah yang tidak disebutkan. Sayangnya, pada Januari 2024 Zenius memutuskan untuk tutup karena alasan tantangan operasional.

Adapun, Zenius bukan satu-satunya startup yang gulung tikar setelah menerima suntikan dana. Sebut saja startup B2B barang FMCG Ula yang tutup, padahal baru didanai Jeff Bezos di tahun sebelumnya. 

Lalu, Flash Coffee yang melakukan PHK hanya lima bulan setelah diinjeksi Rp736 miliar. Kemudian, adapula startup funitur Fabelio yang mendapatkan Rp300 miliar pada 2020 dan tutup di 2022.

Selain itu, adapula TaniHub, startup agritech yang tutup hanya setahun setelah disuntikan dana Rp942 miliar dan disebut-sebut sebagai unicorn selanjutnya. 

Oleh karena itu, Tesar menyarankan para modal ventura untuk mulai berfokus untuk membuat perusahaan yang disuntikannya mendapatkan profit. Adapun Tesar mengatakan hal inipun berlaku pada sektor manapun yang diinjeksikan dana. 

Lebih lanjut, Tesar mengaku khawatir pada perusahaan-perusahaan yang baru diinjeksikan dana pada saat ini, termasuk Tokopedia. 

Menurutnya, dengan adanya suntikan dana dalam jumlah besar, Tokopedia akan terpaku pada zona aman dan akan kesulitan jika nanti dananya sudah habis.

“Tokopedia tidak bisa sustain, TikTok Shop-nya bisa, karena Tokopedia sudah jenuh, lawannya banyak,” ujar Tesar.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper