Tokopedia Diambil TikTok, Sayonara e-Commerce Lokal

Leo Dwi Jatmiko
Selasa, 12 Desember 2023 | 09:53 WIB
Pekerja melakukan perawatan videotron yang menampilkan iklan Tokopedia di Jakarta, Selasa (11/10/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha
Pekerja melakukan perawatan videotron yang menampilkan iklan Tokopedia di Jakarta, Selasa (11/10/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Investasi yang digelontorkan TikTok kepada Tokopedia disebut menjadi akhir dari petarungan e-commerce lokal menghadapi pemain asing. Kue ekonomi digital Indonesia yang besar makin besar peluangnya lari ke luar negeri. 

Diketahui nilai ekonomi digital Indonesia pada 2023 diramal mencapai US$82 miliar atau Rp1.292 triliun pada 2023 menurut laporan Google dan Bain& Company. Dari jumlah tersebut, sekitar 75% atau sebesar US$62 miliar berasal dari e-commerce. Mirisnya, pasar e-commerce Indonesia dikuasai oleh pemain asing seiring dengan akuisisi TikTok atas Tokopedia. 

Momentum Works, perusahaan riset dari Singapura, melaporkan pangsa pasar TikTok Asia Tenggara pada 2023 diprediksi mencapai 13,9%, padahal proyeksi sebelumnya hanya sekitar 13,2%.

Sementara itu e-commerce Tokopedia mengalami kenaikan proyeksi pangsa pasar dari angka 13,9%, menjadi 14,2%. Shopee mengalami turun 60 basis poin, dari semula 46,5% dan kini 45,9%. Kemudian ada pula Lazada yang sebelumnya ada di angka 17,7% dan kini 17,5%.

Lalu, ada pula sejumlah e-commerce lainnya seperti Amazon, Tiki, Bukalapak, dan lain-lain yang juga diproyeksikan turun dari 8,7% menjadi 8,6%.

Dengan akuisisi yang dilakukan TikTok kepada Tokopedia, maka pangsa pasar TikTok di Indonesia kemungkinan menjadi 28,1%. Artinya sekitar 74% pasar e-commerce Indonesia, didominasi oleh TikTok dan Shopee, e-commerce asal China dan Singapura. 

Ketua Indonesia Digital Empowering Community (Idiec) M. Tesar Sandikapura menilai masuknya TikTok ke Tokopedia telah direncanakan dengan matang.

TikTok terus diterpa isu negatif, seperti penolakan UMKM hingga dugaan predatory pricing yang membuat TikTok Shop, layanan e-commerce punya TikTok, kemudian ditutup. 

Masuknya TikTok ke Tokopedia sekaligus menghilangkan e-commerce lokal yang kuat untuk bersaing dengan pemain asing. 

“Sudah tidak ada lagi sekarang e-commerce lokal untuk bersaing dengan global. Ekonomi digital lari ke asing,” kata Tesar. 

Tesar juga berpendapat bahwa investasi TikTok ke Tokopedia adalah kemauan para pemegang saham Tokopedia, sebagai bagian mereka untuk exit. 

“Bukan tiba-tiba [investasi TikTok]. Kenapa TikTok tidak beli Lazada dan Shopee? kenapa harus Tokopedia? Memang ini cara investor Tokped untuk exit menurut saya,” kata Tesar, Senin (11/12/2023). 

Sekadar informasi, sebelum transaksi ini terealisasi, petinggi GoTo menjual sebanyak 332,2 juta sahamnya atau setara 0,03% seri A dari modal ditempatkan dan disetor GOTO. Sahamnya tersebut dijual dengan harga rata-rata Rp78,89 per saham. 

Beberapa petinggi lainnya juga dapat memiliki rencana untuk melakukan penjualan saham. Sementara itu, Direktur GOTO Melissa Siska Juminto menyatakan tidak memiliki rencana untuk menjual saham yang dimilikinya di GOTO. 

Adapun bagi TikTok, kata Tesar, investasi Rp23 triliun untuk mengakuisisi 75% saham Tokopedia adalah nilai yang relatif kecil bagi raksasa teknologi asal China itu. TikTok sebelumnya dikabarkan berencana untuk berinvestasi hingga ratusan triliun di Indonesia. 

Tesar juga memperkirakan usai memiliki Tokopedia, TikTok akan melakukan reorganisasi agar perusahaan dapat bergerak lebih lincah. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Leo Dwi Jatmiko
Editor : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper