Bisnis.com, JAKARTA - PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) akan menghadirkan berbagai implementasi teknologi berbasis kecerdasan buatan (AI) di industri pertambangan.
Vice President Corporate Communications & Social Responsibility Saki Hamsat Bramono mengatakan inisiatif ini dilakukan untuk mengurangi risiko kecelakaan kerja dan dampak kerugiannya.
“Seperti yang saat ini sudah dilakukan dengan implementasi fatigue camera untuk memonitor kebugaran dan kewaspadaan pekerja atau operator di area pertambangan,” ujar Saki kepada Bisnis, dikutip Jumat (1/12/2023).
Dikutip dari Data Indonesia, pada periode 2013-2021 sudah ada 881 kasus kecelakaan di pertambangan. Adapun 205 korban di antaranya harus meregang nyawa.
Lebih lanjut, Saki mengatakan Telkomsel juga tengah menghadirkan konektivitas yang kuat dan stabil untuk meningkatkan kecepatan pengolahan data di perangkat.
Saki bahkan menargetkan Telkomsel dapat mengolah data secara real-time. Saat ini Telkomsel sudah perlahan menuju ke target tersebut.
Hal ini dimulai dengan memberikan layanan solusi teknologi dan digital yang dapat dikostumisasi sesuai dengan kebutuhan. “Mulai dari solusi konektivitas secara privat dan publik, IoT, analitik data, hingga pemantauan dan manajemen operasional,” ujar Saki.
Lebih lanjut, saat ini Telkomsel juga sudah bekerja sama dengan berbagai industri di usaha pertambangan, baik mineral, batubara, emas, dan nikel.
Menurut Saki, upaya yang sudah diterapkan di masing-masing perusahaan telah menghasilkan berbagai keuntungan. Mulai dari peningkatan keamanan, efisiensi operasional, hingga peningkatan produktivitas perusahaan.
Sebelumnya, pada Februari 2023, Telkomsel menjalin kolaborasi bersama PT Putra Perkasa Abadi (PPA) dalam menghadirkan penerapan layanan private network guna mengakselerasikan solusi smart mining yang dapat mendukung operasional industri pertambangan di Indonesia.
Direktur Network Telkomsel Nugroho mengatakan, hadirnya layanan ini bertujuan agar operasional sektor tersebut lebih aman, terkoneksi, dan terintegrasi.
"Private network Telkomsel memungkinkan PT PPA untuk memiliki konektivitas dengan tingkat reliabilitas dan keamanan tinggi," kata Nugroho kepada Bisnis, Selasa (7/2/2023).
Bukan itu saja, dia mengeklaim jaringan privat ini memberikan latensi yang lebih rendah, yakni di bawah 50 milisecond (ms) yang mampu mendukung proses otomasi di setiap aktivitas pertambangan maupun operasional perusahaan dengan mudah.
Ketersediaan latensi rendah, sambung Nugroho, juga akan mendukung proses monitor aktivitas secara lebih real-time karena semua data dapat diintegrasikan untuk menciptakan proses kerja yang lebih aman.
"Kemudian, akses jaringan yang lebih cepat akan membuat perusahaan mampu menerima data secara real-time untuk pengambilan keputusan yang lebih cepat," imbuh dia.
Lebih lanjut, dia menuturkan, kebutuhan PT PPA terhadap informasi data secara real-time sangat tinggi, terutama dalam memonitoring penggunaan bahan bakar pada setiap kendaraannya.
Untuk itu, pihaknya mengimplementasikan solusi fuel monitoring dengan IoT Intelligent Tank Monitoring System (Intank).
Tak hanya itu, guna memastikan penerapan solusi smart mining berjalan optimal, Telkomsel juga turut membangun infrastruktur pendukung lainnya, yaitu infrastruktur IAAS dan pembangunan BTS untuk memastikan ketercakupan jaringan Telkomsel Private Network menjangkau seluruh area operasional PT PPA.