Bisnis.com, JAKARTA -- Pemecatan Sam Altman dari posisinya sebagai CEO OpenAI menjadi sorotan publik. Pernyataan Altman tentang ChatGPT beberapa waktu lalu disorot karena bertentangan dengan keyakinan dan visinya ketika mengambangkan ChatGPT sebagai artificiall general intelligence (AGI).
Dikutip dari The Street, Sabtu (18/11/2023) Altman memberikan pernyataan tersebut di Cambridge pada 1 November lalu. Dia menilai puncak pengembangan algoritma Large language models (LLM) masih jauh.
"Kami membutuhkan terobosan lain. Kami masih bisa mendorong model LLM cukup banyak, dan kami akan melakukannya," kata Altman, kala itu.
Dia bahkan menyebutkan algoritma LLM yang menjadi dasar ChatGPT tidak akan berujung pada AGI atau kecerdasan yang melebihi AI.
Baca Juga : OpenAI Pecat CEO Sam Altman, Begini Alasannya
Jika kecerdasan super atau AGI tidak dapat menemukan fisika baru yang dapat mengkloning perilaku dan teks manusia, menurut Altman maka itu bukanlah AGI. Dia pun meragukan ChatGPT dapat mencapai titik tersebut.
"Jadi ada pertanyaan yang telah diperdebatkan di lapangan untuk waktu yang lama: apa yang harus kita lakukan selain model bahasa untuk membuat sistem yang dapat menemukan fisika baru?" ujarnya.
Di sisi lain, Altman secara teratur menyoroti ketakutan akan risiko eksistensial dari AI Superintelligent yang tidak terkendali. Dia ingin mempertahankan manfaat potensial dari AGI yang lebih baik dan mengurangi risiko.
Pernyataan Altman bukan sekali dilontarkan oleh para pemain di bidang teknologi AI. Sebelumnya, Gary Marcus, seorang peneliti AI terkemuka mengungkap hal yang sama bahwa algoritma LLM tidak dapat membawa pada kecerdasan super.
"Segera kita berhenti mendaki bukit tempat kita berada, dan mulai mencari paradigma baru, semakin baik," turur Marcus.
Senada, Yann LeCun, seorang eksekutif AI di Meta mengatakan pada bulan Februari bahwa LLM adalah "off-ramp" di jalan raya menuju AI tingkat manusia. Bahkan, Co-founder Microsoft Bill Gates mengatakan pada bulan Oktober bahwa dia tidak mengharapkan GPT-5 jauh lebih baik daripada GPT-4.
Untuk diketahui, OpenAI memulai debutnya pada tahun 2015 yang hadir sebagai laboratorium penelitian nirlaba garapan Elon Musk dan Sam Altman sebagai dewan. Tim dipimpin oleh Ilya Sutskever, seorang peneliti terkemuka yang telah bekerja di Tim Otak Google.
Tujuan OpenAI pada saat itu adalah untuk memajukan kecerdasan digital dengan cara yang paling mungkin menguntungkan umat manusia secara keseluruhan, tidak dibatasi oleh kebutuhan untuk menghasilkan pengembalian finansial.
"Karena penelitian kami bebas dari kewajiban keuangan, kami dapat lebih fokus pada dampak positif manusia," tulis perusahaan dalam situs resmi perusahaan pada 2015.
OpenAI telah berkembang jauh dari hari-hari awal yang idealis itu. Seiring berjalannya waktu, Musk tidak lagi berada di kursi dewan, dan Altman menjadi CEO pada tahun 2019.
OpenAI berubah dari awalnya nirlaba menjadi "capped-profit", sebuah struktur yang baru-baru ini termasuk investasi multi-miliar dolar dari Microsoft.
Tahun 2021, perusahaan meluncurkan ChatGPT dengan model LLM yang bersegmen komersial, secara bersamaan hal ini memicu perlombaan di antara pesaing untuk mengalahkannya dan regulator pun kelimpungan mengendalikannya.
Namun, misi OpenAI, tidak berubah yakni untuk memastikan bahwa AGI menguntungkan semua umat manusia, terutama dengan mencoba membangun AGI yang aman dan berbagi manfaatnya dengan dunia.
Di sisi lain, Perusahaan pengembang ChatGPT, OpenAI, memecat Sam Altman dari jabatannya sebagai Chief Executive Officer (CEO).
Para dewan direksi OpenAI beralasan memecat Altman lantaran tidak secara konsisten jujur dalam komunikasinya dengan mereka yang menghambat kemampuan dewan untuk melaksanakan tanggung jawabnya.
“Dewan tidak lagi percaya pada kemampuannya untuk terus memimpin OpenAI,” tulis Open AI melalui keterangan resminya di laman perusahaan,dikutip Sabtu (18/11/2023).
Dalam sebuah pernyataan, dewan direksi menyebut OpenAI sengaja disusun untuk memastikan bahwa kecerdasan umum buatan bermanfaat bagi seluruh umat manusia. Dewan pun tetap berkomitmen penuh untuk menjalankan misi ini.
“Kami berterima kasih atas kontribusi Sam terhadap pendirian dan pertumbuhan OpenAI. Pada saat yang sama, kami percaya bahwa kepemimpinan baru diperlukan saat kita bergerak maju,” ungkap OpenAI.