GOTO Lanjut Efisiensi, Apakah Gojek-Tokopedia PHK Karyawan Lagi?

Hendri T. Asworo
Selasa, 7 November 2023 | 12:30 WIB
Foto: Dok. GoTo
Foto: Dok. GoTo
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Direktur Utama PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. Patrick Sugito Walujo bertekad untuk melanjutkan program efisiensi untuk mengejar target laba. Namun, manajemen menutup opsi pemutusan hubungan kerja (PHK) karyawan untuk mengejar target itu.

Hal tersebut disampaikan oleh Patrick Walujo saat bertemu dengan media di kantor emiten berkode saham GOTO di Pasar Raya, Blok M, Jakarta Selatan, Senin (6/11/2023).

“Kami tidak layoff. Kami akan melakukan efisiensi,” ujarnya.

Dia menjelaskan, langkah efisiensi yang akan ditempuh dengan mengurangi biaya teknologi. Menurut dia, biaya terbesar yang dikeluarkan GOTO justru datang dari teknologi, bukan faktor sumber daya manusia.

“Kami banyak [pengeluaran] dari technology cost. Salah satunya cloud. Ada banyak non human cost cukup besar. Di pos ini kami melihat masih banyak bisa melakukan efisiensi dengan cara lebih agresif, tanpa menurunkan kualitas layanan konsumen,” terangnya.

Seperti diketahui, GOTO sempat melakukan PHK karyawan terhadap 1.300 orang atau sekitar 12% karyawan pada November 2022. Alhasil, pada 31 Desember 2022 jumlah karyawan GOTO mencapai 9.287 orang.

Setelah itu, pada 10 Maret 2023 GOTO kembali melakukan PHK terhadap 600 orang. Langkah itu dinilai sebagai bagian dari pembaruan strategi untuk efisiensi agar perusahaan berkelanjutan.

Perseroan juga memangkas biaya iklan dan pemasaran secara besar-besaran. Berdasarakan laporan keuangan September 2023 pos promosi turun 53,4% secara year-on-year (yoy) menjadi Rp1,5 trilun.

Beberapa beban yang mampu dipangkas di antaranya beban umum dan administrasi berkurang hingga 57% menjadi Rp4,61 triliun dari periode sebelumnya Rp8,63 triliun. Beban lainnya yakni beban penjualan dan pemasaran juga berkurang sebesar 47% menjadi Rp 4,82 triliun, dari sebelumnya Rp11,27 triliun.

Pengurangan beban itu mampu mengikis rugi bersih GOTO pada kuartal III/2023 sebesar 53% menjadi Rp9,5 triliun dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp20,32 triliun.

Patrick menambahkan langkah lain yang akan ditempuh perseroan dengan melakukan inovasi. Salah satunya dengan merilis Goride Nego beberapa waktu lalu.

Dia menyebutkan masih membuka opsi inovasi dan sinergi dengan pihak lain pada rentang Oktober-November. Namun, dia masih enggan membuka ke publik. “Kami fightback melalui inovasi, Oktober-November investasi teknologi bisnis kami.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Hendri T. Asworo
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper