Bisnis.com, JAKARTA - PT Indosat Tbk. (ISAT) mengungkapkan potensi pendapatan yang dibukukan korporasi di pertambangan dapat mencapai Rp100 juta per satu lokasi (site) per bulan untuk konektivitas yang dihadirkan. Konektivitas menjadi tantangan dalam digitalisasi pertambangan.
Director & Chief Business Officer Indosat Muhammad Buldansyah mengatakan ongkos pembangunan konektivitas di perusahaan pertambangan beragam, tergantung ukuran perusahaan tambang, lokasi dan luas daerah tambang yang dilayani.
Jika perusahaan tambang tersebut memiliki wilayah yang luas, untuk mendukung digitalisasi di kawasan pertambangan itu dibutuhkan sampai 70 site pemancar/base transceiver station (BTS) LTE private atau lebih.
Adapun harga per sitenya beragam mulai dari Rp50 juta hingga Rp100 juta tergantung pada kondisi di wilayah pertambangan, serta teknologi yang digunakan apakah berbasis satelit, serat optik, ataupun gelombang mikro (microwave).
“Biasanya mereka satu titik per BTS itu di bawah Rp100 juta per bulan. Ada juga Rp50 juta. Itu baru satu titik BTS saja belum dengan solusi,” kata Buldansyah, Minggu (27/8/2023).
Buldansyah mengatakan saat ini sektor pertambangan menjadi salah satu sektor yang dibidik perusahaan. Dalam menghadirkan solusi ke sektor pertambangan, Indosat bekerja sama dengan para mitra strategis dan juga dengan total solusi yang telah dimiliki perusahaan.
Indosat menekankan meski solusi yang dihadirkan berasal dari beragam vendor, namun sudah sangat kompatibel (mampu bergerak secara serasi) dengan interoperabilitas yang tinggi. Sehingga aman dan nyaman saat digunakan pelanggan korporasi pertambangan.
Untuk sektor pertambangan, Indosat menghadirkan konektivitas berbasis 4G dan 5G ready. Indosat juga memiliki solusi internet untuk segalanya (IoT) yang terhubung dengan mesin untuk memperoleh data secara waktu nyata atau real time.
Kemudian NEXTFleet berbasis IA, sebuah solusi IoT yang dapat memantau armada di perusahaan tambang sehingga mesin dari kualitas mesin dan pengemudi dari kendaraan tersebut dapat terpantau.
Indosat melihat bahwa perusahaan tambang menjadi salah satu perusahaan potensial untuk digitalisasi, Para pemangku kepentingan di perusahaan tambang telah menyadari pentingnya sentuhan teknologi di bisnis mereka, sehingga dapat menghadirkan layanan yang lebih efisien.
“Pada awal kami melihat, mereka perusahaan pertambangan memiliki teknologi tim sendiri. Tetapi, makin lama mereka berpikir untuk efisiens sehingga mereka mulai beralih ke pihak ketiga untuk IT. Mereka cari partner siapa solusi yang dapat digandeng, sehingga mereka dapat fokus ke bisnis inti,” kata Buldansyah.
VP Head of Product & Marketing Indosat Yudhi Hadiwibowo mengatakan perusahaan juga membantu perusahaan pertambangan dalam mengorkestrasikan solusi IT dari berbagai perusahaan sehingga lebih kompatibel.
“Industri pertambangan sistem IT masih sederhana sehingga pemakaian teknologi di sana masih sangat minim. Jadi pada saat Indosat membangun solusi atau menjahit dengan partner dengan mitra lain, kami pastikan kompatibilitas dan interobilitynya ada,” kata Yudhi.