Bisnis.com, JAKARTA – Amazon akan bergabung dengan sejumlah perusahaan teknologi raksasa lainnya untuk menjadi investor di Arm Ltd., unit semikonduktor milik SoftBank, menjelang penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO).
Melansir Reuters, Rabu (9/8/2023), menurut informasi dari sumber yang tidak disebutkan identitasnya, rencana investasi ini akan menunjukkan signifikansi Arm dalam komputasi cloud.
Amazon Web Services sendiri diketahui telah membuat chip pemrosesan yang disebut Graviton dengan menggunakan desain Arm.
Arm disebut sedang berencana untuk mendaftar di Nasdaq, sebuah bursa saham AS, pada awal September. Perusahaan sedang berusaha mengumpulkan US$8-10 miliar atau sekitar Rp121 triliun - Rp152 triliun.
Sebelumnya, Arm juga dikabarkan tengah berupaya menggandeng sekitar 10 perusahaan teknologi raksasa seperti Intel, induk Google Alphabet, dan Nvidia terkait investasi menjelang IPO. Namun, para investor nantinya disebut tidak akan mendapat kursi atau kendali dewan apapun.
Sumber yang mengetahui rencana IPO tersebut mengatakan, Arm ingin meningkatkan daya tariknya dan mengincar investasi dari perusahaan-perusahaan besar.
Di samping itu, Apple dan Samsung telah mengonfirmasi investasinya terhadap Arm pada IPO nanti. Arm menyebut akan menyerahkan daftar investornya ke komisi sekuritas dan bursa AS (SEC) pada bulan ini. Arm berencana untuk menjual saham kepada para investornya masing-masing beberapa persen.
IPO diharapkan menjadi oase di tengah perjuangan SoftBank mengembalikan dana visinya setelah sejumlah investasi dengan startup yang tidak berjalan baik.
Untuk diketahui, SoftBank Jepang mengakuisisi perusahaan chip tersebut pada 2016 seharga $32 miliar. Melansir Bloomberg, Rabu (9/8/2023), IPO Arm Ltd. akan menjadi yang terbesar di industri teknologi pada tahun ini.
SoftBank telah menargetkan masuknya sejumlah investor untuk Arm sejak kesepakatan untuk menjual perusahaan ke Nvidia seharga US$40 miliar atau sekitar Rp608 triliun gagal pada tahun lalu akibat masalah dari regulator antimonopoli AS dan Eropa.
Sejak itu, bisnis Arm bernasib lebih baik daripada industri chip lain berkat fokusnya pada server pusat data dan komputer pribadi yang menghasilkan pembayaran royalti yang lebih tinggi.