Bisnis.com, JAKARTA - PT Sarana Menara Nusantara Tbk. (TOWR) mencatatkan pertumbuhan jumlah menara pada semester I/2023. Sayangnya, pertumbuhan jumlah menara tidak diikuti dengan jumlah penyewa (tenant) yang justru terkoreksi.
Merujuk pada laporan presentasi korporasi dikutip, Jumat (4/8/2023), TOWR mengoperasikan 29.792 menara telekomunikasi pada semester I/2023. Jumlah tersebut bertambah 529 unit dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Namun, pertumbuhan jumlah menara tersebut justruk tidak diimbangi dengan jumlah penyewa yang justru terkikis dari sebesar 945 penyewa dari yang awalnya 54.716 penyewa menjadi 53.771 penyewa pada semester I/2023.
Penurunan jumlah penyewa tersebut tampaknya turut berdampak pada penurunan pendapatan dari bisnis menara TOWR yang turun 8,3 persen year on year/YoY dari Rp2,141 triliun menjadi Rp2,133 triliun.
Menghadapi kondisi tersebut, TOWR pun memacu pertumbuhan dari lini bisnis konektivitas dan fiber to the tower (FTTT). Hal tersebut terlihat dari penambahan serat optik dan aktivasi konektivitas yang meningkat tajam.
Panjang serat optik yang digelar TOWR bertambah 77.193 kilometer dari 95.400 kilometer menjadi 172.593kilometer pada semester I/2023. Pertumbuhan agresif tersebut membuat pendapatan perusahaan dari bisnis FTTT melesat 96,1 persen persen dari Rp217,4 miliar pada semester I/2022 menjadi Rp426,4 miliar pada semester I/2023.
Sementara itu aktivasi konektivitas meningkat dari 13.333 aktivasi menjadi 50.144 aktivasi, dengan pendapatan yang juga tumbuh 13,9 persen YoY menjadi Rp352,2 miliar pada semester I/2023.
Adapun secara total, pada semester I/2023 TOWR berhasil membukukan pendapatan sebesar Rp2,91 triliun atau tumbuh 8 persen secara tahunan.
Sebelumnya, PT Sarana Menara Nusantara Tbk. (TOWR) menyampaikan akan memfokuskan ekspansi pada jaringan serat optik sepanjang 2023.
Wakil Presiden Direktur Sarana Menara Nusantara Adam Gifari mengatakan Sarana Menara Nusantara menjalankan ekspansi sesuai dengan kebutuhan infrastruktur operator yang muncul di industri.
TOWR berencana menambah serat optik sekitar 10-20 persen untuk FTTT dan lebih tinggi lagi untuk FTTH pada 2023.
Adam menjelaskan untuk bisnis menara TOWR tahun ini, secara garis besar untuk Indosat Ooredoo Hutchison (IOH) pihaknya akan mengerjakan banyak relokasi titik-titik sewa agar lebih efisien bagi ISAT sesudah merger pada 2022.
Tujuannya, kata dia, adalah menciptakan solusi agar merger IOH menjadi sukses dan TOWR memberikan kontribusi positif kepada merger tersebut sehingga industri telekomunikasi lebih sehat.
“Kami menyebut konsep model ekspansi ini dengan istilah build to suit atau membangun untuk memenuhi kebutuhan. Jadi operator yang menentukan titik-titik mana yang mereka akan pesan untuk sewa jangka panjang kepada kami, yang mana sesudah menerima pesanan ini kami akan membangunkan jaringan fiber optiknya,” kata Adam kepada Bisnis belum lama ini.