Bisnis.com, JAKARTA - PT Indosat Tbk. berupaya untuk terus memperluas jaringan 5G sesuai dengan kebutuhan masyarakat serta dengan menghadirkan kasus pemanfaatan yang relevan.
Emiten berkode saham ISAT itu juga tengah mengkaji untuk mengadopsi 5G Standalone (SA) seperti yang dilakukan induk, Ooredoo Qatar.
SVP Head of Corporate Communications Indosat Ooredoo Hutchison Steve Saerang mengatakan seiring dengan meluasnya adopsi layanan 5G di Indonesia, 5G SA menjadi salah satu solusi 5G tengah dikaji untuk pengembangan 5G ke depan.
5G Standalone adalah arsitektur 5G mandiri dan tidak bergantung dengan infrastruktur teknologi lainnya. Arsitektur 5G memiliki keunggulan yaitu kualitas layanan 5G yang lebih andal dan mumpuni. Teknologi ini tengah dikembangkan oleh Ooredoo Qatar, induk Indosat.
“Saat ini Indosat terus memperluas layanan 5G di daerah-daerah yang memiliki kebutuhan akan layanan tersebut dengan usecase yang relevan,” kata Steve kepada Bisnis, Kamis (13/7/2023).
Untuk diketahui, Indosat mengincar kawasan dengan lalu lintas (trafik) data tinggi dalam penggelaran jaringan 5G. Indosat menyiapkan belanja modal (capital expenditure/Capex) sekitar Rp13 triliun pada 2023 yang mayoritas akan digunakan untuk penambahan kapasitas dan perluasan jaringan, khususnya 4G dan 5G.
Pengembangan 5G Indosat juga dipengaruhi oleh langkah yang diambil Ooredoo Group. Belum lama, Ooredoo Qatar dan Nokia. Belum lama keduanya mendemonstrasikan panggilan data pertama dalam mode 5G SA (Standalone Core) di Doha, Qatar.
Mode 5G SA ini akan memberikan pengalaman pengiriman suara, video, dan data dengan lebih cepat, dengan latensi yang rendah. Hal ini pun menjadi salah satu solusi untuk penerapan teknologi-teknologi terbaru di dunia, seperti augmented reality, virtual reality, hingga industri 4.0.
Uji coba tersebut memanfaatkan Server Nokia AirFrame, Cloud Mobility Manager, Cloud Mobile Gateway, dan CloudBand Application Manager.
Steve mengatakan meski perusahaan berupaya mendorong 5G, perseroan juga tetap berfokur pada 4G untuk konektivitas utama di perusahaan. Steve mengatakan perseroan memiliki misi untuk mempercepat agenda transformasi digital dan mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia.
“Kami juga terus berfokus untuk melakukan perluasan jaringan 4G dan mengimplementasi panggilan suara lewat LTE atau VoLTE. Adopsi teknologi akan melibatkan peran berbagai pihak termasuk regulator, operator, device, dan penyedia aplikasi,” kata Steve.