Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) memperkirakan transaksi digital tetap akan tumbuh dengan perjalanan masyarakat yang makin mengarah ke digital
Perkembangan metaverse, yang digunakan sebagai salah satu kanal untuk melayani transaksi digital,yang kurang optimal tidak akan banyak berpengaruh terhadap transaksi digital di perbankan.
“BRI memproyeksikan transaksi digital akan terus meningkat seiring dengan journey digitalisasi masyarakat Indonesia,” ujar Corporate Secretary BRI Aestika Oryza Gunarto kepada Bisnis, Selasa (11/7/2023).
Dia mengatakan saat ini persentase transaksi digital di BRI sudah sekitar 98,5 persen dan hanya 1,5 persen yang masih bertransaksi di outlet konvensional BRI.
Aestika optimistis angka transaksi digital ini akan terus meningkat, salah satunya didorong oleh jumlah pengguna internet yang terus bertumbuh.
Sebagaimana diketahui, angka penetrasi internet di Indonesia pada tahun 2023 mengalami kenaikan hingga 1,17 persen.
Menurut data dari Survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) pada 2023, penetrasi internet di Indonesia telah mencapai 78,19 persen dari total populasi yang sebesar 275.773.901 jiwa.
Selain itu, optimistis Aestika juga dipengaruhi oleh langkah BRI yang terus melakukan transformasi digital yang mengutamakan kebutuhan konsumen.
Dalam meningkatkan transaksi, BRI juga menerapkan konsep hybrid bank dalam perbaikan bisnis proses dan inovasi model bisnis, yang dapat memadukan kapabilitas digital, jaringan fisik, hingga penasihat keuangan.
Baca Juga Viral Penipuan Undangan Digital, Simak Ciri Link Berisi Malware yang Bisa Kuras Saldo Rekening |
---|
Tak ayal jika Aestika pun berharap inovasi itu bisa menghadirkan layanan perbankan yang lebih baik.
“Harmonisasi ketiganya kami yakini mampu menghadirkan layanan perbankan yang lebih efektif, efisien dan terintegrasi sesuai journey customer dan masyarakat Indonesia,” ujar Aestika.
Pada November 2022, BRI sempat membangun kantor cabang virtual di era awal metaverse. Pembangunan tersebut bertujuan untuk mengedukasi masyarakat terkait metaverse, sekaligus menghadirkan pengalaman baru bagi nasabah dalam mengakses layanan keuangan.
Namun, dalam perkembangannya metaverse berjalan kurang optimal. Ekosistem dunia virtual ini masih mencari pola untuk tumbuh lebih baik lagi.