Bisnis.com, JAKARTA - Basril Abbas, seorang peneliti di Pusat Riset Teknologi Proses Radiasi (PRTPR) di bawah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), berhasil meraih Anugerah Kekayaan Intelektual (AKI) sebagai penghargaan atas dedikasinya dalam mengembangkan IPTEK di dunia kedokteran.
Perjalanan penelitiannya selama 23 tahun membuahkan hasil dengan berhasil memperoleh paten teknologi, salah satunya pengembangan material tiruan yang digunakan untuk mengganti atau memperbaiki tulang yang rusak.
“Jadi kami sudah memulainya sejak 2000-an, dan mendapat hak paten di 2018. Selama itu, sebenarnya yang paling lama yaitu ketika pencarian industri, karena banyak industri yang ingin namun tidak ada dana,” ujarnya saat ditemui Bisnis di BRIN, Selasa (10/5/2023).
Temuannya tersebut akan segera dikomersialisasikan oleh industri sehingga dapat memberikan manfaat langsung bagi masyarakat.
Bagi Basril, ciptaannya yaitu bone graft atau tulang pengganti berguna untuk mengisi kekosongan atau kebolongan pada tulang yang diakibatkan oleh tumor tulang atau cedera tulang yang parah.
“Produk dunia kedokteran yang sering digunakan untuk mengisi tulang adalah bone graft ini penting sekali untuk merangsang pertumbuhan jaringan baru. Namun banyak masyarakat yang terkendala biaya dalam menjangkau produk ini,” jelasnya.
Gunakan Tulang Sapi dan Teknologi Nuklir
Dia menceritakan, produk impor bone graft memiliki harga yang mahal, bisa mencapai Rp1 juta hingga Rp2 juta. Maka Basril yang merupakan peneliti jebolan Badan Tenaga Nuklir Nasional ini menciptakan bone graft berbahan dasar alami.
Hal yang lumrah bagi banyak peneliti dunia untuk menggunakan tulang sapi untuk menjadi sumber tulang pengganti atau bone graft dalam prosedur medis.
Alasan dipilihnya pun bukan tanpa pertimbangan, tulang sapi digunkana lantaran memiliki sifat yang mirip dengan tulang manusia dan dapat dengan mudah diperoleh di pasar atau rumah pemotongan hewan.
“Selain itu, tulang sapi juga memiliki struktur yang kuat dan tahan lama sehingga dapat digunakan sebagai tulang pengganti untuk jangka waktu yang lama,” ungkapnya.
Basril mengungkapkan bahkan pihaknya menggunakan teknologi nuklir juga berupa radiasi ionisasi atau radiasi sinar gamma untuk sterilisasi tulang sapi setelah diproses menjadi bone graft.
Hal ini dilakukan untuk menghilangkan bakteri atau virus yang mungkin masih tersisa pada tulang sapi, sehingga dapat menghindari infeksi atau masalah kesehatan pada pasien setelah pemasangan bone graft.
Dari Jutaan jadi Ratusan Ribu
Dia menuturkan, temuan ini menjadi jawaban atas kelemahan bidang kedokteran di Indonesia yang masih mengimpor bone graft.
“Ada 10 persen pasien patah yang tulangnya bermasalah dari 270 juta masyarakat di Indonesia,” ujar pria yang juga lulusan sekolah analisis kimia tersebut.
Jika diasumsikan setiap pasien patah tulang rata-rata memerlukan 5 cc material bone graft. Menurut Basril, apabil menggunakan harga Rp1 juta rupiah per cc, maka kebutuhan bone graft untuk 27 juta pasien adalah 135 juta cc, atau setara dengan 135 ribu liter, maka total biaya impor yang dibutuhkan adalah sekitar Rp135 triliun.
“Sementara itu, dengan proses pembuatan yang sama, kita bisa memproduksi melalui industri lokal, di mana paling mahal Rp300.000 hingga Rp500.000 per orang. Bahkan, semoga saja bisa di-cover BPJS,” ungkapnya.
Dirinya yang akan menyongsong masa purnabaktinya 2 tahun mendatang tersebut berharap, rekan-rekan sesama penelitinya yang masih muda dapat melanjutkan penelitian-penelitian sejenis dengan bahan-bahan yang berkualitas, sehingga dapat menghasilkan produk lainnya yang bermanfaat bagi masyarakat.
Kedua teknologi yang dihasilkan Basril mendapatkan nilai royalti masing-masing per produk senilai 1 miliar rupiah dengan metode dua kali tahap pembayaran.
Tahap pertama senilai Rp500 juta rupiah diberikan pada tahun 2022 dan tahap kedua akan diberikan ketika izin edar produk terbit.
Bersama mitra dalam negeri yaitu PT. Focustindo Cemerlang, mereka kini siap bekerja sama dalam memproduksi dan memasarkan produk-produk ini melalui jaringan distribusi yang dimiliki sampai dapat dimanfaatkan oleh masyarakat luas.