Smartfren (FREN) Raih Frekuensi 10 MHz, Ini Dampak ke Pengguna

Leo Dwi Jatmiko
Rabu, 26 April 2023 | 18:16 WIB
Teknisi melakukan perawatan Base Transceiver Station (BTS) di kawasan Gunung Pancar, Kabupaten Bogor, Selasa (30/8/2022). Bisnis/Arief Hermawan P
Teknisi melakukan perawatan Base Transceiver Station (BTS) di kawasan Gunung Pancar, Kabupaten Bogor, Selasa (30/8/2022). Bisnis/Arief Hermawan P
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - PT Smartfren Telecom Tbk. (FREN) mendapat tambahan spektrum frekuensi sebesar 10 MHz di pita 2,3 GHz, yang akan membuat kualitas layanan perseroan makin optimal. 

President Director Smartfren Merza Fachys mengatakan alokasi spektrum tambahan diperoleh dari pengalihan alokasi frekuensi pascaselesainya proses penataan ulang (refarming) pada Maret 2023. 

Adapun proses penataan frekuensi dilakukan agar blok spektrum yang ditempati oleh operator telekomunikasi menjadi berdampingan, sehingga dapat meningkatkan kualitas serta kapasitas jaringan seluler tersebut.

“Dengan selesainya penataan ulang frekuensi dan adanya alokasi spektrum tambahan ini, Smartfren makin optimal memberikan layanan telekomunikasi kepada masyarakat,” kata Merza, Rabu (26/4/2023). 

Merza juga mengatakan dengan tambahan spektrum masyarakat juga dapat menikmati kualitas yang lebih baik di mana pun mereka berada. 

Setelah penataan frekuensi selesai, Smartfren mendapatkan alokasi pengalihan frekuensi sebesar 10MHz yang bermanfaat untuk mendukung peningkatan kualitas. Tambahan alokasi frekuensi ini berlaku di seluruh Pulau Sumatra, Kepulauan Riau, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Bali, Lombok, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua. 

Smartfren juga telah melakukan sejumlah inisiatif lain guna meningkatkan kualitas layanan telekomunikasi. Salah satunya adalah dengan memacu proses fiberisasi atau pemasangan serat optik untuk menyambut era 5G. 

“Fiberisasi ini merupakan teknologi yang harus diimplementasikan guna meningkatkan kapasitas layanan telekomunikasi, terutama di wilayah-wilayah yang trafik datanya tinggi,” kata Merza. 

Smartfren pun terus meningkatkan coverage, antara lain dengan penambahan sejumlah total 4.000 BTS di seluruh wilayah operasionalnya.

Smartfren membukukan laba bersih yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk tercatat sebesar Rp1,06 triliun setelah pada tahun sebelumnya tercatat kerugian sebesar Rp435,32 miliar.

Laba ini ditopang oleh pendapatan usaha sebesar Rp11,20 triliun sepanjang 2022 atau meningkat 7,17 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp10,45 triliun.

Pendapatan tersebut terdiri dari lini bisnis jasa telekomunikasi sebesar Rp9,94 triliun dan jasa interkoneksi sebesar Rp322,26 miliar.

Sementara lini bisnis lain-lain tercatat sebesar Rp643,68 miliar. FREN mencatatkan pendapatan keuntungan investasi saham Rp1,64 triliun pada 2022. Nilai itu melesat dari tahun sebelumnya Rp118,73 miliar. Faktor ini membuat laba bersih FREN berbalik naik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper