Bisnis.com, JAKARTA - China ingin mulai membangun pangkalan di bulan dengan menggunakan tanah dari bulan. China akan menargetkan pembangunan tersebut yang akan rampung dalam kurun waktu 5 tahun yang akan dimulai paling cepat pada dekade ini.
Melansir dari businessinsider.com, ada lebih dari 100 ilmuwan berkumpul dalam konferensi di Universitas Sains dan Teknologi Huazhong di Wuhan untuk mendiskusikan pembangunan pangkalan di bulan.
Ding Lieyun, seorang ahli dari Chinese Academy of Engineering mengatakan bahwa dia telah merancang robot yang bernama “Chinese Super Masons” yang dapat mengubah tanah dari bulan menjadi batu bata. yang nantinya dapat dipergunakan sebagai habitat di bulan dengan teknik bangunan tradisional China.
Adapun NASA memiliki rencana sendiri untuk membangun pangkalan permanen di kutub selatan bulan. Kedepannya, NASA berencana untuk menambang sumber daya seperti es air di bulan untuk membuat bahan bakar, air, dan bahkan oksigen.
Namun, untuk jadwal yang pasti terkait pembangunannya masih belum jelas. NASA sendiri berambisi untuk mendaratkan astronot di permukaan bulan pada tahun 2025, tetapi pembangunannya kemungkinan akan dilakukan beberapa tahun setelahnya.
Dalam konferensi tersebut Yu Dengyun mengatakan bahwa China berencana untuk membangun terlebih dahulu. Namun, akan membutuhkan waktu 20 hingga 30 tahun sampai benar-benar jadi. Membutuhkan waktu yang cukup lama bagi manusia untuk menetap di bulan, meskipun batu bata pertama mungkin akan tiba di bulan dalam satu dekade ini, sebagai uji coba teknologi pada misi Chang'e 8.
Saat ini China, AS, dan sekutu mereka lainnya sedang berlomba untuk mencapai bulan lebih dulu dalam dekade ini. Adapun dua puluh dua negara telah menandatangani Perjanjian Artemis, kecuali Rusia dan Cina karena tidak termasuk di dalamnya.
Secara hukum, NASA dilarang berkolaborasi dengan Cina sejak Kongres pada tahun 2011 silam. Tidak ada satupun negara yang bisa memiliki bulan, tetapi hukum luar angkasa internasional terbuka dengan kemungkinan yang akan berubah secara drastis ketika AS, Cina, dan lainnya mendirikan pangkalan permanen di bulan.
Pada tahun 2021, China secara resmi mengumumkan rencananya untuk membangun Stasiun Penelitian Bulan Internasional yang akan bekerja sama dengan Rusia. Stasiun ini akan menggunakan robot untuk menjalankan tugas seperti mengeksploitasi sumber daya lokal.
Selain itu, robot akan digunakan untuk mendaratkan kendaraan penjelajah di sisi jauh bulan untuk pertama kalinya, mengirimkan kendaraan penjelajah, pendarat, dan pengorbit ke Mars, serta membangun stasiun ruang angkasa sendiri di orbit Bumi.
China dan Amerika Serikat tengah melakukan upaya terkait pangkalan bulan. Sebagai contoh, Pemerintah Cina berupaya untuk membawa taikonotnya ke bulan pada akhir dekade ini.
Selain itu, NASA sukses dengan misi pertamanya ke bulan (Artemis I) yang membawa roket besar SLS mengelilingi bulan dan kembali. Selanjutnya, NASA ingin membangun stasiunnya sendiri yang mengorbit bulan, serta pangkalan bulan Artemis.