Bisnis.com, JAKARTA – Asosiasi industri pembayaran dan kliring China memberi peringatan kepada masyarakat agar tidak menggunakan chatbot kecerdasan buatan ChatGPT besutan OpenAI yang didukung oleh Microsoft.
Hal tersebut dikarenakan adanya risiko kebocoran data lintas batas.
"Staf industri pembayaran harus mematuhi undang-undang dan aturan saat menggunakan alat seperti ChatGPT, dan tidak boleh mengunggah informasi rahasia terkait negara dan industri keuangan," kata Asosiasi Pembayaran & Kliring China seperti dilansir Reuters, Selasa (11/4/2023).
Meskipun dilarang, ChatGPT telah berhasil menarik dan minat besar China untuk membuat aplikasi serupa sebagai saingan.
Meskipun penduduk China tidak dapat membuat akun OpenAI, pengguna dapat mengakses ChatGPT menggunakan jaringan virtual pribadi atau VPN dan nomor telepon asing untuk ‘mengakali’ pembatasan tersebut.
Pelarangan terhadap penggunaan ChatGPT juga diterapkan oleh pemerintah Italia. Mereka juga telah meluncurkan penyelidikan atas dugaan pelanggaran aturan privasi.
Beberapa negara di Eropa juga sedang dalam pengamatan apakah diperlukan penyelidikan lebih lanjut terkait aplikasi tersebut atau tidak.
Pada Senin (10/4/2023), Economic Daily, outlet media pemerintah China menerbitkan sebuah komentar yang mendesak regulator untuk meningkatkan pengawasan dan menindak spekulasi di sektor tersebut.