Bisnis.com, JAKARTA - SenseTime Group Inc. kini unjuk gigi dalam memamerkan kemampuan kecerdasan buatan mereka sebagai penantang baru ChatGPT.
SenseTime sendiri diketahui dikembangkan dengan akses perusahaan ke kumpulan data yang sangat besar dan kekuatan komputasi yang dalam.
Melansir dari Bloomberg pada Senin (10/4/2023), Kepala Eksekutif Xu Li memamerkan bagaimana SenseChat dapat bercerita tentang seekor kucing yang menangkap ikan, dengan beberapa putaran pertanyaan dan tanggapan.
Xu selanjutnya mendemonstrasikan bagaimana bot dapat membantu menulis kode komputer, menjawab pertanyaan tingkat awam dalam bahasa Inggris atau Mandarin dan kemudian menerjemahkannya menjadi produk yang bisa diterapkan.
Apa Itu SenseTime?
SenseTime didirikan oleh alumni Massachusetts Institute of Technology, yakni Tang Xiao'ou. SenseTime sendiri merupakan salah satu debut yang paling ditunggu-tunggu di tahun 2021.
Terlepas dari ketidakpastian seputar dampak sanksi AS, SenseTime diketahui melonjak sebesar 23 persen pada debutnya, sehingga menjadikan Tang sejenak menjadi salah satu orang terkaya di dunia.
Kemudian, saat IPO, SenseTime mengklaim dalam prospektusnya sebagai perusahaan perangkat lunak AI terbesar di Asia dengan pangsa pasar keseluruhan 11 persen.
Teknologinya bahkan digunakan di berbagai bidang seperti membantu polisi hingga adegan augmented reality oleh perusahaan mobile game ternama, Tencent Holdings Ltd.
Namun pada tahun 2022, pendapatan SenseTime kemudian menurun tajam akibat ekonomi china yang goyah.
Risiko AI
Kini investor berharap bahwa kemajuan AI dapat menghidupkan kembali jenis pertumbuhan yang pernah menggairahkan pasar.
Bahkan, Xu mengatakan jika sekarang pemograman manusia melakukan 80 persen pekerjaan dalam pengembangan AI, di masa mendatang AI dapat menangani sebesar 80 persen, sementara manusia mengambil 20 persennya untuk mengarahkan dan memoles.
Namun di lain sisi, terdapat kekhawatiran apakah perusahaan China dapat mengamankan akses yang andal ke chip dan teknologi kelas atas yang diperlukan untuk mengembangkan model AI skala besar dalam jangka panjang.
SenseTime sendiri beroperasi di bawah sanksi AS yang menghambat aksesnya ke modal serta komponen penting Amerika, dan pemerintahan Biden tahun lalu memberlakukan pembatasan penjualan chip akselerator AI kepada pelanggan China.
Tanggapan mengenai teknologi AI di China
Para ahli dari Bloomberg Intelligence mengatakan bahwa pengembangan kecerdasan buatan (AI) adalah pendorong potensial untuk teknologi China.
Namun pada saat ini pengembangan tersebut masih berada di tahap awal dan monetisasi teknologi mungkin masih membutuhkan waktu.
China sendiri juga tidak merahasiakan keinginannya untuk meningkatkan AI walaupun berada dalam konflik dengan AS. Namun memang pihaknya masih belum pasti bagaimana pemerintah bermaksud menggembleng dan mengawasi lapangan yang muncul.
Pemerintah Beijing kemudian juga berencana untuk memperkenalkan aturan untuk mengatur penggunaan AI di berbagai industri. Hal ini direncanakan untuk memastikan layanan terhadap ChatGPT dapat bersikap patuh terhadap larangan partai komunis terhadap konten yang kontroversial atau tidak diinginkan secara online.
Di lain sisi, aturan tersebut juga dapat membantu perusahaan seperti Baidu dan SenseTime dengan menyediakan pedoman yang lebih jelas untuk layanan di masa depan.
Baidu dalam Ernie Bot-nya, dianggap sebagai pemimpin di dalam negeri dan bermaksud untuk mengintegrasikan bot tersebut ke dalam layanan pencarian dan perangkat lunak lainnya.
Eksekutif Alibaba dan Tencent juga telah membicarakan tentang mengintegrasikan AI ke dalam produk mereka.